Aku bertanya pada pagi
Mengapa langit tersenyum
begitu manis
Tak tersimpan mendung
Tak ada catatan air kali ini
Aku menghitung gumpalannya
Cukup membuat gelap
Namun apalah daya mereka yang
berarak hanya sekedar lewat
Tak bercurah, tak mau tumpah
Rasanya kita mesti menjalin
benang
Jalinanya sekuat do'a do'a
Diikat kuat dalam dada manusia
Dari tiap ujungnya adalah
kerinduan.
Pagi menjawab dengan ekstrim
Maaf jangan coba mengundang
 musim
Meski awan begitu pekat
Enggan menjadi hujan lebat
Pilin kembali sebuah ikatan
Kemudian simpulkan hingga tak
goyah
Rekatkan kembali kubang jalinanÂ
keimanan, pada kemurahan Tuhan
Bersiaplah dengan keiklasan
Bersama kita menjaring
mendungnya awanÂ
Hingga rahmat luruh
luruhlah hujan.
Cimahi, 21 September 2017
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H