Esok aku harus berkumpul
Malam ini tak jua rebah
Bagai ejekan bersin buru memburu
Satu box tisu
menghadang banjir tanpa permisi
megalir takhenti dari hidungku
Sepertinya seluruh puisiku terbawa
arusnya, seharian ini kata katanya
berlompatan tak karuan semau
maunya.
jarum jam kamarku semakin
berisik, luar biasa pongahnya
mengabaikanku
Untuk tulangkuÂ
Untuk mataku
Untuk nafasku dan segala yang diÂ
berikan Tuhanku
MaafÂ
Aku sering tak berbuat adilÂ
Padamu..
Segelas air hangat cukup untuk
menegurku
Sekarang pejamlah mataku, kokokÂ
ayam jantan telah bersahutan
Dan esok pagi biarlah telah
bergaris sesuai kehendakNya.
Cimahi, 23 Agustus 2017
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2HBeri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!