Tahun 2024 sudah lewat. Rangkaian Perayaan Natal 2024 juga secara resmi telah berakhir. Meskipun Ibadah Natal keluarga dirangkaikan dengan ibadah syukur Tahun Baru masih sering dilangsungkan, secara khusus di wilayah Toraja.Â
Ya, Tahun Baru 2025 saat ini sedang dinikmati. Sebelumnya, perayaan malam Tahun Baru berlangsung meriah di mana-mana. Kota Makale, ibu kota Kabupaten Tana Toraja tak luput dari tradisi pergantian Tahun.
Pesta ledakan petasan dan kembang api adalah ciri utamanya. Pusat perayaan pergantian tahun di Plaza Kolam Makale.Â
Hujan sejak sore hari tidak menurunkan minat warga untuk berbondong-bondong menuju pusat Tana Toraja. Bahkan warga dari kabupaten tetangga, seperti Enrekang, Sidrap, Pinrang, Luwu dan Kota Palopo juga terlihat memadati jalanan Toraja.
Kehadiran wisatawan lokal meramaikan malam pergantian tahun tentu saja menggerakkan roda perekonomian warga Kota Makale.
Tambahan tradisi perayaan Tahun Baru adalah pesta-pesta kecil di berbagai tempat yang diselenggarakan oleh kelompok warga dan perorangan.Â
Perayaan Tahun Baru pun tak lepas dari tradisi titipan untuk lingkungan. Setiap tahun, di Kota Makale dan sekitarnya, sampah selalu menjadi polemik usai perayaan Tahun Baru.Â
Sisa bungkus petasan dan kembang api bertebaran di mana-mana. Tambahan pula, botol bekas sisa air kemasan, minuman beralkohol, bungkus snack, rokok dll turut mewarnai tumpukan sampah.Â
Memang tak ada yang bisa menghentikan animo warga memproduksi sampah di malam perayaan Tahun Baru. Semuanya, seolah menjadi tindakan refleks.Â
Butuh waktu sehari baru bisa menyaksikan lagi kebersihan kota. Itupun jika petugas dari dinas kebersihan turun lapangan. Khusus di Toraja, tanggal 1 Januari menjadi hari libur bagi semua orang, termasuk petugas kebersihan.Â
Dari sisi kebisingan akibat suara memekikkan telinga petasan, yang terdampak adalah ternak. Seperti diketahui, warga Toraja banyak memelihara kerbau dan babi. Akibat suara petasan, banyak kerbau yang panik dan menjadi liar. Kerbau mengamuk di kandang karena kaget.
Sementara di banyak kandang babi, indukan babi menjadi stress. Banyak induk babi yang melukai dan memakan anaknya sendiri karena stress saat berani di bawah guyuran suara petasan.
Pada konteks ketenangan istirahat, para lansia, bayi dan orang sakit ikut terdampak suara petasan. Apalagi tiga rumah sakit di Kota Makale justru berada di antara pusat keramaian petasan. Sontak saja mengganggu ketenangan pasien.
Asap petasan di malam Tahun Baru juga menyebar ke mana-mana. Meskipun tak semasif tahun lalu, asap petasan dengan aroma menyengat tetap menutupi area Kota Makale. Kualitas udara menjadi buruk.Â
Di balik efek negatif perayaan malam Tahun Baru, harus diakui bahwa pergerakan ekonomi warga juga terdampak. Selain perputaran instan rupiah karena komoditi petasan, produk minuman beralkohol seperti Guinness, Anker Beer, Singha Beer, Bir Bintang dan produk lokal tuak juga menuai panen rupiah terbesar.Â
Warga Toraja memang identik dengan alkohol karena cuaca dingin. Tidak mengherankan, setiap bulan Novmwber -Desember, kuantitas penjualan bir do Toraja naik hingga 100 kali lipat.
Tak ketinggalan para pengusaha kue kering, ayam, kelapa dan pernak-pernik Natal ikut merasakan animo bulan Desember.
Tahun 2024 telah berlalu, Tahun Baru sementara dijalani, tetapi jejak klasik sisa perayaan Tahun Baru selalu meninggalkan kenangannya dan meminta solusi tahunan pula bagaimana mengurangi produksi sampah, polusi suara, dan polusi udara serta solusi menanganinya.Â
Kesadaran dari warga +62 terkait sampah memang harus diakui masih rendah. Inilah tantangan berkelanjutan di masa Perayaan Tahun Baru.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H