Mohon tunggu...
Yulius Roma Patandean
Yulius Roma Patandean Mohon Tunggu... Guru - English Teacher (I am proud to be an educator)

Guru dan Penulis Buku dari kampung di perbatasan Kabupaten Tana Toraja-Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan. Menyukai informasi seputar olahraga, perjalanan, pertanian, kuliner, budaya dan teknologi.

Selanjutnya

Tutup

Halo Lokal Pilihan

Tahun Baru Datang, Jejak Perayaan Meminta Solusi

1 Januari 2025   15:33 Diperbarui: 2 Januari 2025   13:07 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sampah bertebaran sisa perayaan Tahun Baru. (Sumber: Dokumentasi Pribadi) 

Butuh waktu sehari baru bisa menyaksikan lagi kebersihan kota. Itupun jika petugas dari dinas kebersihan turun lapangan. Khusus di Toraja, tanggal 1 Januari menjadi hari libur bagi semua orang, termasuk petugas kebersihan. 

Dari sisi kebisingan akibat suara memekikkan telinga petasan, yang terdampak adalah ternak. Seperti diketahui, warga Toraja banyak memelihara kerbau dan babi. Akibat suara petasan, banyak kerbau yang panik dan menjadi liar. Kerbau mengamuk di kandang karena kaget.

Sementara di banyak kandang babi, indukan babi menjadi stress. Banyak induk babi yang melukai dan memakan anaknya sendiri karena stress saat berani di bawah guyuran suara petasan.

Pada konteks ketenangan istirahat, para lansia, bayi dan orang sakit ikut terdampak suara petasan. Apalagi tiga rumah sakit di Kota Makale justru berada di antara pusat keramaian petasan. Sontak saja mengganggu ketenangan pasien.

Asap petasan di malam Tahun Baru juga menyebar ke mana-mana. Meskipun tak semasif tahun lalu, asap petasan dengan aroma menyengat tetap menutupi area Kota Makale. Kualitas udara menjadi buruk. 

Di balik efek negatif perayaan malam Tahun Baru, harus diakui bahwa pergerakan ekonomi warga juga terdampak. Selain perputaran instan rupiah karena komoditi petasan, produk minuman beralkohol seperti Guinness, Anker Beer, Singha Beer, Bir Bintang dan produk lokal tuak juga menuai panen rupiah terbesar. 

Warga Toraja memang identik dengan alkohol karena cuaca dingin. Tidak mengherankan, setiap bulan Novmwber -Desember, kuantitas penjualan bir do Toraja naik hingga 100 kali lipat.

Tak ketinggalan para pengusaha kue kering, ayam, kelapa dan pernak-pernik Natal ikut merasakan animo bulan Desember.

Tahun 2024 telah berlalu, Tahun Baru sementara dijalani, tetapi jejak klasik sisa perayaan Tahun Baru selalu meninggalkan kenangannya dan meminta solusi tahunan pula bagaimana mengurangi produksi sampah, polusi suara, dan polusi udara serta solusi menanganinya. 

Kesadaran dari warga +62 terkait sampah memang harus diakui masih rendah. Inilah tantangan berkelanjutan di masa Perayaan Tahun Baru.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Halo Lokal Selengkapnya
Lihat Halo Lokal Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun