Mohon tunggu...
Yulius Roma Patandean
Yulius Roma Patandean Mohon Tunggu... Guru - English Teacher (I am proud to be an educator)

Guru dan Penulis Buku dari kampung di perbatasan Kabupaten Tana Toraja-Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan. Menyukai informasi seputar olahraga, perjalanan, pertanian, kuliner, budaya dan teknologi.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Inkonsistensi Juventus: Raja Seri Tapi Unbeatean

30 Desember 2024   09:02 Diperbarui: 30 Desember 2024   09:52 80
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Reaksi pemain Juventus, Francisco Conceicao, Nicolo Savona dan Federico Gatti usai Fiorentina menyamakan skor. (Sumber: REUTERS)

Inkonsistensi adalah problem utama Juventus musim ini. Juventus mengakhiri paruh musim kompetisi Serie A Liga Italia musim 2024-2025 dengan hasil imbang. Menjamu Fiorentina di Juventus Stadium pada pekan ke-18, Senin dini hari WIB (30/12/2024), Juventus hanya bisa bermain imbang 2-2.

Klub penguasa Liga Italia yang kini dilatih Thiago Motta unggul terlebih dulu di menit ke-20 lewat sontekan Khephren Thuram. Tim tamu Fiorentina berhasil menyamakan skor lewat eks striker Juventus, Moise Kean pada menit ke-38.

Khephren Thuram kembali membawa Juventus memimpin di menit ke-48. Hanya saja, La Viola yang dimanajeri Raffaele Palladino berhasil menggagalkan kemenangan Juventus. Riccardo Sottil sukses menjebol gawang Michele Di Gregorio pada menit ke-87.

Hasil imbang yang kelima kali dalam enam laga terakhir di liga ini menempatkan Juventus di peringkat ke-6 klasemen sementara mengoleksi 32 poin. Poin yang sama dimiliki Fiorentina yang menempati peringkat ke-5. La Viola unggul selisih satu gol dari pasukan Thiago Motta.

Juventus masih tertinggal 9 poin dari pimpinan klasemen, Atalanta yang telah meraih 41 poin. 

Hasil imbang melawan Fiorentina adalah catatan seri ke-11 Juventus dalam 18 laga paruh musim ini. Ini adalah rekor seri terbanyak dari tim Serie A musim ini. Dengan catatan ini, maka Juventus adalah raja seri sejauh ini.

Meskipun mencatatkan rekor sebagai raja seri, Juventus masih memiliki catatan apik. Hingga pekan ke-18, tim asuhan Thiago Motta menjadi satu-satunya tim yang belum terkalahkan alias unbeaten. 18 laga, 7 kali menang dan 11 imbang. 

Kondisi unbeaten memang sedikit prestisius tetapi jika dilihat dari jumlah kemenangan, jelas ini adalah inkonsistensi. Terlalu banyak bermain imbang, justru akan makin membuat La Vecchia Signora kehilangan poin. Jika kondisi ini terus berlanjut di paruh kedua, bukan tak mungkin, Juventus keluar dari zona Eropa. 

Target manajemen Juventus tentunya tetap memburu gelar juara liga musim ini. Hanya saja, inkonsistensi membuat target mungkin berubah. Zona Eropa, khususnya Liga Champions Eropa adalah target yang paling realistis.

Inkonsistensi yang mendera kubu tim berjuluk Si Nyonya Tua ini adalah realita. Bukannya Dusan Vlahovic dkk tak mampu cetak gol. Mencetak gol di awal, unggul hingga laga jelang usai, tapi sering terkejar lawan. 

Karakter grinta yang pernah hadir kala Juventus sukses comeback seolah sirna seketika saat lawan dengan begitu mudahnya menjebol gawang. 

Inkonsistensi Juventus mulai terjadi sejak bek handal asal Brasil, Gleison Bremer mengalami cedera. Kondisi parah cedera Bremer yang mengharuskannya istirahat panjang lebih dari 6 bulan membuat pertahanan Juventus keropos. 

Sebelum Bremer terkapar cedera, Juventus memiliki pertahanan terbaik yang minim kebobolan. Kini, tanpa Bremer, gawang Juventus selalu kebobolan.

Thiago Motta dan manajemen Juventus harus segera berbenah memasuki paruh kedua. Minimal mencari satu sosok bek handal. 

Pada 5 hasil imbang terakhir, dua kali Juventus "dirampok" kemenangannya menjelang laga usai. Kondisi ini menandai buruknya kualitas pertahanan yang kini banyak diisi oleh  Nicolo Savona, Federico Gatti, Pierre Kalulu dan Danilo.

Adapun Danilo sudah mulai lamban karena usia. Sementara, Gatti masih inkonsisten. Hanya Savona dan Kalulu yang konsisten di pertahanan.

Di sektor serangan, Juventus sudah melimpah stoknya, secara khusus gelandang serang. Meskipun demikian, Motta sepertinya masih butuh satu sosok tambahan yang bisa mengatur serangan. Kehadiran sosok seperti Andrea Pirlo kini dibutuhkan Juventus. Tidak salah jika, playmaker Newcastle United asal Italia, Sandro Tonali mulai menguat untuk diangkut ke Juventus Stadium. 

Kehadiran Tonali dipercaya bisa mengembalikan ketajaman striker Dusan Vlahovic. Tonali tentunya bisa menjadi partner tepat untuk gelandang Teun Koopmeiners. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun