Mohon tunggu...
Yulius Roma Patandean
Yulius Roma Patandean Mohon Tunggu... Guru - English Teacher (I am proud to be an educator)

Guru dan Penulis Buku dari kampung di perbatasan Kabupaten Tana Toraja-Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan. Menyukai informasi seputar olahraga, perjalanan, pertanian, kuliner, budaya dan teknologi.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Toilet Bersih dan Nyaman Sebagai Dampak Positif Pendidikan Berkarakter

15 Desember 2024   19:40 Diperbarui: 15 Desember 2024   19:40 23
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Toilet siswa di sekolah Korea Selatan. (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Sekolah yang nyaman bagi siswa dan guru salah satunya ditunjang oleh ketersediaan toilet atau WC yang bersih. 

Toilet siswa dan guru yang bersih dan nyaman sejatinya merupakan wujud dari implementasi pendidikan karakter yang berkesinambungan dari jenjang PAUD, SD, SMP, SMA hingga level universitas dan lingkungan masyarakat.

Semakin bersih lingkungan sekolah, maka sebenarnya semakin baik penanaman karakter di sana. Termasuk toilet dan WC sekolah yang bersih.

Toilet nyaman terkait dengan kuantitas bilik toilet yang berimbang dengan jumlah siswa. Jika toilet hanya satu dan siswa mencapai ratusan, maka tentu saja rawan membuat toilet kurang bersih dan kurang nyaman.

Toilet yang sangat bersih. (Sumber: Dokumentasi Pribadi)
Toilet yang sangat bersih. (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Saya dengan jantan dan jujur mengakui bahwa pendidikan karakter di sekolah-sekolah Korea Selatan sejauh ini unggul jauh dibanding di Indonesia. Saya berani mengatakan demikian karena saya menyaksikannya sendiri ketika mengikuti program pertukaran guru Asia Pasifik. Salah satu wujudnya adalah kedisiplinan siswa dalam menjaga kebersihan toilet.

Secara khusus di sekolah penempatan saya, Jejuseo Middle School, tidak pernah saya mendapati area toilet siswa dengan bau pesing. Tak ada tulisan-tulisan ala mural di dinding. Kualitas kebersihan toilet siswa sama dengan toilet guru. 

Ruangan toiletnya pun agak lapang. Dilengkapi dengan fasilitas wastafel, tissu, gantungan pakaian dan tempat menaruh baramg-barang.

Selain itu, ruangan toilet dirancang dan ditata dengan konsep minimalis. Sekilas saya membandingkan fasilitas toilet di Jejuseo Middle School setara dengan fasilitas toilet di Bandara Internasional Soekarno-Hatta.

Saya pernah bergurau, "Lantai toilet pun bisa ditempati baring-baring." Saking bersih dan wanginya toilet di sekolah. 

Setiap hari kerja, saya berkali-kali ke toilet untuk sekedar bersantai. Termasuk jika menerima panggilan telepon. Nyaman di dalam ruangan toilet.

Di Korea Selatan, penampakan kualitas toilet di sekolah sebenarnya serupa dengan toilet yang ada di terminal bus  bandara, pasar, kantor pemerintah, objek wisata, dll. Semua fasilitas toilet menerapkan sistem toilet kering dan toilet duduk. Meskipun demikian, tetap tersedia fasilitas flush bagi mereka yang tak terbiasa dengan toilet kering.

Fasilitas toilet di Korea Selatan memang lebih unggul jika dibandingkan dengan toilet sekolah di Indonesia. Bahkan kontras antara langit dan bumi.

Namun, toilet jongkok yang mendominasi toilet sekolah di Indonesia sebenarnya bisa nyaman jika siswa konsisten menjaga kedisiplinan membersihkan toilet.

Tantangan besar kurang bersih dan nyamannya toilet sekolah di Indonesia adalah ketersediaan air yang mencukupi. Seolah sudah menjadi tradisi, air selalu mampet di sekolah, khususnya sekolah dasar. Berkali-kali saya masih menjumpai rombongan siswa mengangkut air menggunakan ember untuk mengisi bak air toilet guru dan siswa.

Kurang lancarnya air inilah yang memicu bau kurang sedap dari kebanyakan toilet sekolah di Indonesia. 

Tantangan berikutnya adalah rendahnya kesadaran siswa membuang sampah. Pipa saluran toilet mampet dan buntu karena menumpuknya pembalut, kaos kaki bekas, bungkus makanan, tissu basah, dll.

Di samping itu, konsistensi menanamkan karakter pada siswa sangat minim. Kondisi ini terjadi pada sekolah-sekolah negeri. Perkara membersihkan toilet justru sering dikaitkan dengan tata tertib sekolah. Sehingga, aksi siswa membersihkan toilet justru terjadi karena menghindari hukuman.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun