Setiap hari kerja, saya berkali-kali ke toilet untuk sekedar bersantai. Termasuk jika menerima panggilan telepon. Nyaman di dalam ruangan toilet.
Di Korea Selatan, penampakan kualitas toilet di sekolah sebenarnya serupa dengan toilet yang ada di terminal bus  bandara, pasar, kantor pemerintah, objek wisata, dll. Semua fasilitas toilet menerapkan sistem toilet kering dan toilet duduk. Meskipun demikian, tetap tersedia fasilitas flush bagi mereka yang tak terbiasa dengan toilet kering.
Fasilitas toilet di Korea Selatan memang lebih unggul jika dibandingkan dengan toilet sekolah di Indonesia. Bahkan kontras antara langit dan bumi.
Namun, toilet jongkok yang mendominasi toilet sekolah di Indonesia sebenarnya bisa nyaman jika siswa konsisten menjaga kedisiplinan membersihkan toilet.
Tantangan besar kurang bersih dan nyamannya toilet sekolah di Indonesia adalah ketersediaan air yang mencukupi. Seolah sudah menjadi tradisi, air selalu mampet di sekolah, khususnya sekolah dasar. Berkali-kali saya masih menjumpai rombongan siswa mengangkut air menggunakan ember untuk mengisi bak air toilet guru dan siswa.
Kurang lancarnya air inilah yang memicu bau kurang sedap dari kebanyakan toilet sekolah di Indonesia.Â
Tantangan berikutnya adalah rendahnya kesadaran siswa membuang sampah. Pipa saluran toilet mampet dan buntu karena menumpuknya pembalut, kaos kaki bekas, bungkus makanan, tissu basah, dll.
Di samping itu, konsistensi menanamkan karakter pada siswa sangat minim. Kondisi ini terjadi pada sekolah-sekolah negeri. Perkara membersihkan toilet justru sering dikaitkan dengan tata tertib sekolah. Sehingga, aksi siswa membersihkan toilet justru terjadi karena menghindari hukuman.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H