Daun bawang, daun kemangi, bawang merah, dll tumbuh subur.Â
Beragam sayuran menghijaukan emper eks ruang kelas SMP. Ada kacang panjang, kangkung, singkong, sawi, bayam dan tomat. Untuk menghindari kerusakan dari gangguan ayam, sepanjang emper ditutupi dengan jaring.
Tiga pintu ruang kelas yang menjadi pintu masuk rumah dibuatkan pintu khusus dari jaring dan karung bekas.Â
Demikian pula dengan keamanan tanaman dari gangguan kerbau liar. Pagar bernama sulu' terpasang di sekitar eks bangunan sekolah yang kini populer dengan sebutan perumahan guru pondok cemara.Â
Berkat kreatifitas para ibu-ibu guru, mereka bisa menekan biaya belanja harian untuk memenuhi kebutuhan dapur. Istimewanya lagi, semua tanaman sayur dan bumbu dapur tersebut bebas pestisida dan pupuk kimia.Â
Pupuk kompos dari kotoran kerbau liar yang banyak di sekitar lokasi menjadi penyubur tanaman.Â
Jadi, hasil panen benar-benar organik dan menyehatkan.
Oya, tips ibu Riris dan rekan-rekannya untuk bisa menikmati tinggal di pelosok Tana  Toraja adalah memahami budaya dan kearifan masyarakat setempat. Mereka aktif dalam kegiatan dan ramah kepada warga.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H