Di pihak Man City, Pep Guardiola juga menerapkan pola yang sama, yakni: Ederson; Rico Lewis, J. Gvardiol, Ruben Dias, Kyle Walker; Jack Grealish, Ilkay Gundogan; Jeremy Doku, Kevin de Bruyne, Bernardo Silva; Erling Haaland.Â
Aliran Motta ball lebih cenderung menerjang lawan dari arah sayap. Di menit ke-19 babak pertama, permainan bola di sayap hampir saja berbuah gol lewat tendangan jarak jauh Kenan Yildiz.Â
Dusan Vlahovic yang mandul dalam beberapa laga terakhir akhirnya bisa mencetak gol kembali.Â
Di sisi lain, mandulnya striker haus gol Man City, Erling Haaland tidak lepas dari kontribusi aktif gelandang bertahan Manuel Locatelli. Ia sangat konsisten menjaga Haaland.Â
Ke mana pun eks striker Borussia Dortmund bergerak, Locatelli setia menguntit. Pada satu kesempatan, Locatelli mampu memblok tendangan keras Haaland.Â
Penjaga gawang, Michele Di Gregorio juga tampil apik dengan menepis satu peluang emas Haaland di babak pertama.Â
Pada laga ini, pasukan Pep Guardiola lebih mendominasi penguasaan bola. Data statistik menunjukkan bahwa The Citizens menguasai 63% bola. Hanya saja, tiki-taka andalan Pep mampu diredam Motta ball yang hanya menguasai 37%.
Kalah penguasaan bola, Juventus justru unggul pada efektifitas dan penciptaan peluang. Tercatat Dusan Vlahovic cs melepaskan 10 tembakan dan 5 tepat sasaran. Di kubu Man City, Haaland cs melepaskan 12 tembakan dan 3 tepat sasaran.Â
Kemenangan atas Man City tentu saja memberikan angin segar baru untuk Juventus. Selain memperbaiki peringkat di klasemen Liga Champions, performa apik Motta ball akan menjadi pelecut kembalinya karakter grinta Juventus di Serie A Liga Italia.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H