Mohon tunggu...
Yulius Roma Patandean
Yulius Roma Patandean Mohon Tunggu... Guru - English Teacher (I am proud to be an educator)

Guru dan Penulis Buku dari kampung di perbatasan Kabupaten Tana Toraja-Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan. Menyukai informasi seputar olahraga, perjalanan, pertanian, kuliner, budaya dan teknologi.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Seongsan Ilchulbong, Puncak Matahari Terbit di Bagian Timur Pulau Jeju

2 Desember 2024   07:12 Diperbarui: 2 Desember 2024   10:31 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tugu pintu masuk Seongsan Ilchulbong. (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Pulau Jeju dengan panjang garis pantai 253 KM pada akhirnya bisa saya kelilingi. Tiga hari menjelang masa tugas pada Program Pertukaran Guru Asia Pasifik tahun 2024, pada itinerary saya di Pulau Jeju, masih terdapat satu puncak oreum lagi yang belum saya kunjungi.

Seongsan Ilchulbong adalah tujuan pendakian terakhir saya sebelum kembali ke Indonesia. Lokasinya ada di bagian timur Pulau Jeju. Ilchulbong paling baik dikunjungi pagi hari untuk menikmati sunrise. Inilah alasannya sehingga puncak ini sering pula disebut sebagi puncak matahari terbit.

Dari Kota Jeju, butuh waktu lebih 2 jam naik bus express untuk tiba di sana dengan menempuh jarak kurang lebih 40 km. Bus express warna merah saya pilih karena bus inilah yang paling cepat tiba di Ilchulbong karna hanya berhenti di beberapa bus stop. Tarif bus express sebesar 3.000 Won.

Sisi timur Puncak Seongsan Ilchulbong. (Sumber: Dokumentasi Pribadi)
Sisi timur Puncak Seongsan Ilchulbong. (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Sebenarnya saya masih cukup letih setelah pagi hari mengikuti Jeju Mandarine International Marathon. Ada rasa ngilu di bagian belakang lutut kaki kanan saya. 

Tetapi semangat besar untuk menyelesaikan satu daftar tujuan perjalanan terakhir saya di Pulau Jeju memompa semangat saya. Jika sukses mencapai lchulbong, maka secara resmi saya berhasil mengelilingi Pula Jeju.

Usai lomba marathon saya kembali ke apartemen di Kota Jeju, sekitar satu jam perjalanan. Setelah itu saya makan siang, mengaktifkan Naver Maps, mencari daftar bus yang menuju ke Ilchulbong.

Sesuai petunjuk Naver Maps, saya harus ke bus stop di dekat kantor dinas pendidikan Kota Jeju untuk menunggu bus biru nomor 355 menuju terminal bus Kota Jeju. Di terminal bus nanti saya pindah bus express nomor 101.

Saya naik bus biru dari Kota Jeju tepat pukul 13:00. 15 menit kemudian tiba di terminal bus Kota Jeju. Setelahnya saya menunggu 20 menit bus express warna merah nomor 101. Ini adalah satu-satunya bus express yang melayani rute terminal bus Kota Jeju dan Seongsan Inchulbong. 

Sebenarnya, masih ada beberapa bus umum warna biru yang menuju ke Ilchulbong. Hanya saja, durasi waktunya lebih lama karena bus ini harus singgah di semua bus stop yang dilaluinya.

Lebih dari 2 jam naik bus express yang nyaman dan disuguhi beragam pemandangan indah area pantai timur laut Pulau Jeju. Hijaunya kebun-kebun sayur berpadu sempurna dengan ombak di sepanjang pantai. Semakin ke timur, semakin berkurang bangunan berlantai. Pemukiman tradisional warga Pulau Jeju banyak dijumpai di sepanjang rute menuju Ilchulbong. 

Jalan utama menuju Ilchulbong sangat lebar dan mulus. Jalanan bersih dan warga disiplin di setiap jalur penyeberangan dan lampu merah.

Oya, puluhan pelari marathon yang mengikuti Jeju Mandarine International Marathon juga beberapa kali berpapasan dengan bus. Mereka adalah pelari yang mengikuti kelas full marathon. Mereka start pukul 09:00 dan finish menjelang sore hari.

Langit cerah berhiaskan awan  putih menemani ketika tiba di bus stop Seongsan Ilchulbong menjelang pukul 15:30 petang. Pengunjung sangat banyak. Ada rombongan dan perorangan. 

Tampak silih berganti pengunjung masuk dan kelaur area. Keramaian pun makin lengkap karena banyaknya restoran dan warung makan yang menyediakan kuliner di sana.

Cuaca dingin dan tiupan angin kencang langsung menyambut. Beruntung, saya pakai jaket.

Usai membayar tikwt masuk sebesar 4.000 Won, saya langsung menuju ke jalur kanan menuju puncak Inchulbong.

Jalur hiking cukup menguras tenaga. Meskipun hanya setinggi lebih daro 100 meter tetapi jalur tanjakannya menguras tenaga. Beberapa kali saya harus berhenti mengurut bagian belakang lutut saya yang ngilu selepas lari. 

Sepanjang menapaki jalur hiking di Ilchulbong, saya berkenalan dan berbincang singkat dengan beberapa keluarga Korea Selatan dan turis mancanegara. Kami saling memberikan semangat untuk bisa tiba di puncak.

Jalur hiking yang menanjak terbayar lunas oleh pemandangan indah. Pantai, laut, kota Sehwa dan landskap area sekitar sangat indah dan menakjubkan.

Sekitar 30 menit menaiki jalur hiking, saya akhirnya tiba di puncak Seongsan Inchulbong.

Dari puncak Seongsan Ilchulbong, kemegahan puncak gunung tertinggi Korea Selatan, Gunung Hallasan bisa dinikmati. Sangat jelas di puncak dengan kawah vulkanik Baengnokdam tersebut menunjukkan keanggunannya di balik gumpalan awan putih. 

Selain itu, rangkaian pegunungan Hallasan National Park yang masuk dalam kawasan UNESCO World Heritage juga bisa dinikmati. Termasuk puluhan puncak oreum. 

Tugu pintu masuk Seongsan Ilchulbong. (Sumber: Dokumentasi Pribadi)
Tugu pintu masuk Seongsan Ilchulbong. (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Keindahan lain dari kawasan Seongsan Ilchulbong adalah di sekitar area pintu masuk. Beberapa spot menarik ada di sini. 

Dimulai dari area parkir utama. Di bagian kanan pintu masuk, di sana ada tugu batu bertuliskan Seongsan Ilchulbong dalam huruf hanguel. Tugu ini menandai pula bahwa Ilchulbong masuk dalam World Natural Heritage yang dilindungi oleh UNESCO.

Tugu ini menjadi sasaran empuk pertama berfoto oleh wisatawan.

Setelah itu, ada hamparan ilalang yang menyerupai permadani berwarna perak. Makin silau ketika saya tiba di sana diterpa sinar matahari sore.

Bergeser sedikit ke sebelah kiri, ada pantai dengan pertunjukan para wanita Jeju yang menyelam menangkap gurita dan ikan. Sayangnya, sudah mendekati pukul 17:30, sehingga saya tidak sempat turun ke area pantai untuk melihat langsung skill para wanita tangguh Pulau Jeju menyelam menangakp gurita.

Di jalur turun ke arah pantai ini, masih tersedia empat titik utama yang bisa menjadi tempat mengabadikan dokumentasi. Ada karya grafiti dari ilalang bertuliskan WELCOME dan spot foto di ujung bukit yang menghadap ke area Laut Cina Timur.

Cahaya temaran kekuningan di langit jauh di sisi barat Pulau Jeju dan berada di balik Gunung Hallasan tetap bisa dinikmati dari puncak Ilchulbong.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun