Mohon tunggu...
Yulius Roma Patandean
Yulius Roma Patandean Mohon Tunggu... Guru - English Teacher (I am proud to be an educator)

Guru dan Penulis Buku dari kampung di perbatasan Kabupaten Tana Toraja-Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan. Menyukai informasi seputar olahraga, perjalanan, pertanian, kuliner, budaya dan teknologi.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Jalan-Jalan ke Pasar Tradisional Seogwipo Maeil Olle Market

12 November 2024   06:50 Diperbarui: 13 November 2024   14:21 120
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lapak pakaian. (Sumber: Dokumentasi Pribadi) 

Seogwipo tidak hanya populer dengan air terjun Jeongbang Waterfall, penghasil jeruk Jeju terbaik dan beragam lokasi ikonik lainnya. Daerah kedua terbesar di bagian timur Pulau Jeju ini juga cukup familiar dengan pasar.

Dalam perjalanan kedua ke Seogwipo, saya kembali mengunjungi pasar tradisional Seogwipo Maeil Olle Market. Ini adalah pasar rakyat yang dikelola dengan sangat baik. 

Lokasi pasar ini tepat berada di depan terminal bus Seogwipo. Jadi, jika menggunakan bus biru nomor 282 dari Kota Jeju akan turun di terminal ini. Tinggal jalan kaki sekitar 100 meter, langsung masuk kompleks pasar.

Pasar ini sangat dikenal di kalangan wisatawan. Pasar yang sangat instagramable. Berbelanja di sini juga cenderung lebih murah dibandingkan di Jeju. Untuk belanja pakaian, cinderamata dan kuliner, saya sarankan bisa mencoba di Seogwipo Maeil Olle Market.

Lapak ikan kering. (Sumber: Dokumentasi Pribadi) 
Lapak ikan kering. (Sumber: Dokumentasi Pribadi) 

Meskipun berlabel pasar tradisional, sesungguhnya bangunan pasar menerapkan konsep pasar modern. Demikian pula dengan metode pengelolaannya.

Keunggulan Seogwipo Maeil Olle Market adalah kondisi pasar yang sangat bersih. Tak ada sampah yang terlihat. Bau pesing orang kencing sembarangan juga tak ada sama sekali.

Pemandangan menarik perhatian saya adalah pada ibu-ibu lansia yang duduk melantai menjajakan sayur, jamur, ginseng, dan ikan basah. Persis seperti di Indonesia. Sayuran dan green onion yang mereka jual pun berasal dari halaman rumah mereka.

Penjual ikan kering dan ikan basah tersebar di semua bagian pasar. Adakah air dari ikan basah yang membasahi jalan pasar? Tidak ada.

Para penjual yang rata-rata ibu-ibu lansia sangat teliti menempatkan kantong plastik atau wadah lainnya untuk menampung rembesan air dari ikan basah.

Untuk lapak ikan kering, tak ada sistim menyemprotkan air ke ikan. Metode pengeringan alamiah dan penggaraman yang maksimal sepertinya menghasilkan ikan kering yang berkualitas baik. 

Lalat pun seperti enggan berwara-wiri di pasar ini. Berjalan di sepanjang lorong pasar sangat sejuk. Pasar dilengkapi dengan mesin pendingin yang mengeluarkan butiran-butiran kabut secara berkala ketika intensitas pengunjung padat atau ketika memasuki musim panas.

Gerbang timur Seogwipo Maeil Olle Market. (Sumber: Dokumentasi Pribadi) 
Gerbang timur Seogwipo Maeil Olle Market. (Sumber: Dokumentasi Pribadi) 

Sejak memasuki pintu gerbang pasr, suasana nyaman sudah langsung terlihat. Tak ada kepadatan kendaraan seperti yang biasa terlihat di pasar-pasar tradisional Indonesia. Hanya ada beberapa motor pengantar paket. Kendaraan terparkir dengan tertib di lokasi parkir.

Semua jalan masuk pasar cukup lapang dengan lebar 4 meter. Kendaraan sangat tertib tidak masuk pasar lalu-lalang. Tak ada satpam atau security atau preman pasar yang akan menegur atau bertindak mengamankan pasar.

Semua aktifits berjalan alamiah. Pengunjung dan pembeli silih berganti datang, duduk, sekedar jalan-jalan atau berbelanja. Tak terlihat pula pedagang-pedagang yang menyerbu pengunjung menawarkan dagangan mereka. 

Para penjual hanya duduk dan memberikan senyuman kepada setiap orang yang mendatangi lapak mereka. 

Keunikan lain pasar tradisional ini adalah minim suara bising dari mesin, teriakan orang, dll. Meskipun kios dan lapak buka, suasana pasar justru tetap tenang. 

Lapak pakaian. (Sumber: Dokumentasi Pribadi) 
Lapak pakaian. (Sumber: Dokumentasi Pribadi) 

Semua jenis lapak tertata dengan baik. Sebenarnya, di pasar ini tidak ditentukan bahwa penjual pakaian, cinderamata, sayuran, kue, ikan, peralatan rumah tangga, dll dikumpulkan pada satu lorong. Konsepnya bercampur-baur, tetapi sekali lagi, sangat teratur dan pembeli sangat leluasa untuk mengunjungi kios demi kios dan lapak satu ke lapak yang lain.

Lapak penjual pakaian bisa diapit oleh lapak kebutuhan dapur dan penjual sayuran. 

Hmmm...ini kan pasar tradisional. Bagaimana cara bercakap-cakap jika menawar? 

Berbeda dengan pasar tradisional di Kota Jeju, di Seogwipo Maeil Olle Market semua barang dagangan sudah dipasangi label harga. Pasar ini sudah siap merespon sebagai pasar tujuan wisatawan yang datang ke Pulau Jeju. Jadi, bagi pembeli yang tak paham bahasa Korea sudah bisa paham.

Atraksi kuliner. (Sumber: Dokumentasi Pribadi) 
Atraksi kuliner. (Sumber: Dokumentasi Pribadi) 
Pada lorong utama pasar, yang ditandai dengan banyaknya tempat duduk ala lesehan, akan ditemui pusat kuliner. Di sini tersajai aneka ragam kuliner khas Seogwipo. Mulai dari jenis kue kering, kue basah, oalahan daging dan seafood. 

Konsep kuliner di pasar ini adalah real food, terutama bahan daging dan sea food. Olahan seafood paling laris adalah octopus (gurita) dan udang bakar. 

Chef sekaligus pemilik lapak kuliner dari daging dan seafood akan memperrontonkan atraksi memanggang yang memukau. Di sinilah saya tarik di pusat pasar ini. 

Semua olahan kuliner bisa dinikmati langsung di tempat. Selain itu, bisa memilih paket take away (bawa pulang). 

Saya membeli satu paket sedang octopus panggang dan satu paket kecil gorengan. Satu ekor octopus langsung diambil dan diletakkkan di atas wajan panas. Setelah wajan diolesi margarine, gurita digunting dan mulai diaduk-aduk. Kira-kira setelah setengah matang, masuk sesi atraksi. Juru masak memainkan api sambil memanggag gurita. 

Oleh karena konsep real food, maka daging gurita tidak mendapatkan banyak bumbu. Hanya garam sedikit dan margarine. Aroamnya sangat wangi. Pantas saja sangat banyak orang mengantri.

Sementara untuk olahan gorengan, terbuat dari udang dan potongan gurita. Ada pula sejenis bakwan dari udang yang dicampur dengan green onion. Satu algi yang mirip gorengan di Indonesia, yakni goreng ubi jalar ungu.

Satu lagi, sebaiknya membawa tas belanja sendiri. Minimal ada tas ransel bagi pria untuk membawa barang hasil belanja. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun