Untuk lapak ikan kering, tak ada sistim menyemprotkan air ke ikan. Metode pengeringan alamiah dan penggaraman yang maksimal sepertinya menghasilkan ikan kering yang berkualitas baik.Â
Lalat pun seperti enggan berwara-wiri di pasar ini. Berjalan di sepanjang lorong pasar sangat sejuk. Pasar dilengkapi dengan mesin pendingin yang mengeluarkan butiran-butiran kabut secara berkala ketika intensitas pengunjung padat atau ketika memasuki musim panas.
Sejak memasuki pintu gerbang pasr, suasana nyaman sudah langsung terlihat. Tak ada kepadatan kendaraan seperti yang biasa terlihat di pasar-pasar tradisional Indonesia. Hanya ada beberapa motor pengantar paket. Kendaraan terparkir dengan tertib di lokasi parkir.
Semua jalan masuk pasar cukup lapang dengan lebar 4 meter. Kendaraan sangat tertib tidak masuk pasar lalu-lalang. Tak ada satpam atau security atau preman pasar yang akan menegur atau bertindak mengamankan pasar.
Semua aktifits berjalan alamiah. Pengunjung dan pembeli silih berganti datang, duduk, sekedar jalan-jalan atau berbelanja. Tak terlihat pula pedagang-pedagang yang menyerbu pengunjung menawarkan dagangan mereka.Â
Para penjual hanya duduk dan memberikan senyuman kepada setiap orang yang mendatangi lapak mereka.Â
Keunikan lain pasar tradisional ini adalah minim suara bising dari mesin, teriakan orang, dll. Meskipun kios dan lapak buka, suasana pasar justru tetap tenang.Â
Semua jenis lapak tertata dengan baik. Sebenarnya, di pasar ini tidak ditentukan bahwa penjual pakaian, cinderamata, sayuran, kue, ikan, peralatan rumah tangga, dll dikumpulkan pada satu lorong. Konsepnya bercampur-baur, tetapi sekali lagi, sangat teratur dan pembeli sangat leluasa untuk mengunjungi kios demi kios dan lapak satu ke lapak yang lain.
Lapak penjual pakaian bisa diapit oleh lapak kebutuhan dapur dan penjual sayuran.Â