Mohon tunggu...
Yulius Roma Patandean
Yulius Roma Patandean Mohon Tunggu... Guru - English Teacher (I am proud to be an educator)

Guru dan Penulis Buku dari kampung di perbatasan Kabupaten Tana Toraja-Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan. Menyukai informasi seputar olahraga, perjalanan, pertanian, kuliner, budaya dan teknologi.

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Berbagi Kimchi dengan Cinta: Pengalaman Perdana Membuat Kimchi di Pulau Jeju

11 November 2024   05:17 Diperbarui: 14 November 2024   18:56 169
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Kimchi adalah salah satu makanan olahan dari sayuran yang difermentasi dengan racikan bumbu khas Korea. Selain soju, makgeolli, ramen dan samyang, kimchi adalah makanan yang wajib dicoba saat berada di Korea Selatan.

Tak pernah terlintas sebelumnya bahwa suatu hari nanti saya akan membuat kimchi. Selama ini, informasi terkait kimchi hanya dilihat di saluran TV Korea Selatan, video YouTube dan postingan reels di media sosial.

Nah, pada hari Minggu, 10 November 2024, saya akhirnya bisa merasakan sensasi dan keseruan membuat kimchi di Kota Jeju.

Kegiatan membuat kimchi ini diprakarsai oleh Ikatan Orang Tua Siswa di Jejuseo Middle School dalam rangka Pembuatan Kimchi dan Layanan Donasi. Sebanyak 60 orang tua  yang semuanya ibu-ibu dan guru-guru terlibat dalam acara spesial ini.

Kepala sekolah, satu orang wakil kepala sekolah dan 9 orang guru juga terlibat dalam acara ini. Keterlibatan saya dalam acara membuat kimchi ini adalah sebagai guru Jejuseo Middle School.

Minggu pagi, tepat pukul 09:00, dua orang guru dari Jejuseo Middle School menjemput kami di depan Jeju Gift Store, Yeon-dong. Selanjutnya, mobil bergerak ke arah timur, jalur yang sama saya lewati pekan lalu ketika berkunjung ke Odeung Gamgyul Orange Farm.

Perjalanan hanya sekitar 10 menit dan kami sampai di lokasi. Hujan rintik-rintik masih turun saat kedatangan kami.

Tempat membuat kimchi yang kemudian saya ketahui memiliki merek sendiri yakni Jeju Kimchi adalah sebuah gedung besar berlantai 2. Lantai 1 difungsikan sebagai restoran dan lantai 2 sebagai ruangan khusus membuat kimchi.

Kami langsung naik ke lantai 2. Di pintu masuk, kami diberi alas sepatu khusus sebelum masuk ruangan yang tepatnya disebut aula khusus pembuatan kimchi. 

Di dalam ruangan sudah tersedia meja-meja panjang lengkap dengan penutup plastik bening. Sementara di bagian timur terdapat lagi satu meja lesehan.

Segelas kopi tanpa gula dan sepotong kue beras khas Jeju menjadi kudapan pembuka. Kami saling menyapa dalam bahasa Korea dan Bahasa Inggris. Suasana penuh keakraban bersama para mentor pembuatan kimchi, guru-guru dan orang tua siswa.

Setelah menghangatkan badan dengan kopi, saya langsung mengenakan apron dan rubber gloves. Kami juga mendapatkan penutup kepala khas chef. Kali ini penampilan saya benar-benar seperti master chef.

(Sumber: Dokumentasi Pribadi)
(Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Sebelum sesi utama membuat kimchi, pemandu acara sekaligus mentor membuat kimchi melakukan kuis sederhana. Sekitar 4 pertanyaan diberikan dalam bahasa Korea. Setiap pemenang kuis mendapatkan satu paket kecil Jeju Kimchi.

Hingga tiba waktunya satu pertanyaan tentang peserta terjauh. Tentu saja jatuh ke tangan kami dari Indonesia. Satu paket kecil Jeju Kimchi diberikan.

Inilah keseruan pertama untuk menghangatkan suasana membuat kimchi yang masih ditemani hujan di luar gedung.

Menjelang pukul 10:00, sesi utama membuat kimchi dimulai. Puluhan kilogram sawi putih yang telah direbus dibagikan di atas meja. Lalu, satu kantong besar racikan bumbu khas kimchi juga disebarkan di setiap meja. 

Bumbu merah dan sawi putih rebus untuk membuat kimchi. (Sumber: Dokumentasi Pribadi) 
Bumbu merah dan sawi putih rebus untuk membuat kimchi. (Sumber: Dokumentasi Pribadi) 

Setiap orang membuat 4 buah kimchi. Bapak wakil kepala sekolah dan seorang mentor menuntun saya cara membaluri setiap helai daun sawi putih dengan bumbu kimchi. Aroma bumbu kimchi cukup menggoda hidung.

Pada awalnya saya masih perlahan membaluri lembar demi lembar daun sawi putih. Setelah berhasil melakukannya pada sawi pertama, maka pada sawi kedua hingga keempat sudah berjalan dengan lancar. 

Kedua sisi daun sawi putih wajib dilumuri dengan bumbu merah khas untuk menghasilkan rasa dan aroma kimchi yang sempurna. Harus dipastikan semua bagian telah dilumuri bumbu.

Tak terasa, dalam temp0 19 menit, kami semua berhasil mentuntaskan pembuatan kimchi. Saatnya memasukkan kimchi ke dalam kantong plaastik untuk selanjutnya  didinginkan sejenak dalam lemari pendingin raksasa sebelum dipaketkan. 

Sesi pertama pembuatan kimchi ini diperuntukkan bagi perusahaan Jeju Kimchi. Puluhan paket besar kimchi menjalani pendinginan selama kurang lebih 30 menit. 

Selanjutnya, kimchi tersebut dimasukkan ke dalam kardus yang bertuliskan Jeju Kimchi. Total 100 kardus paket kimchi segar kami buat. 

Oleh karena temanya adalah pembuatan kimchi dan layanan donasi, maka 100  kardua paket kimchi tersebut selanjutnya disumbangkan ke Balai Desa Wolrang. Pemerintah setempat akan menyalurkannya kepada warga yang kurang mampu.

Nah, sesi kedua adalah membuat kimchi untuk dibawa pulang. Setiap orang mendapat dua buah sawi putih dan satu paket bumbu kimchi seberat 1 kg. Oleh karena sudah lancar di sesi pertama, maka saya pun mampu menuntaskannya dalam waktu singkat.

Hasil kimchi buatan saya memiliki berat kira-kira 2kg. Semua orang mendapat 2 kantong plastik untuk menyimpan kimchi dan membawanya pulang. 40 ibu-ibu orang tua siswa lebih kreatif. Mereka membawa kontainer besar sebagai tempat kimchi.

(Sumber: Dokumentasi Pribadi)
(Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Sesi terakhir adalah makan bersama. Puluhan piring daging rebus dibagikan untuk dimakan dengan sisa kimchi yang baru saja dibuat. Wah, rasa kimchi segarnya nikmat sekali.

 Sebelum dipadukan dengan daging rebus, bapak wakasek memberi saya dua potong besar kimchi. Rasa pedas khas kimchi bercampur dengan segarnya sawi rebus meluncur deras ke tenggorokan  saya.

Foto bersama setelah pembuatan kimchi.(Sumber: Dokumentasi Jejuseo Middle School)
Foto bersama setelah pembuatan kimchi.(Sumber: Dokumentasi Jejuseo Middle School)

Usai acara makan bersama dan ramah-tamah, dilanjutkan dengan sesi penutup, yakni foto bersama. 

Ini adalah pengalaman berharga saya selama tinggal di Pulau Jeju kurang lebih 3 bulan. Bagi para orang tua, guru-guru dan saya, ini adalah pengalaman dan kesempatan yang bermakna untuk merenungkan pentingnya berbagi dengan mereka yang masih mengalami kerentanan dalam kehidupan sosial. Sejalan dengan tujuan kegiatan ini, "Berbagi Kimchi dengan Cinta."

Dalam 10 hari ke depan, saya akan kembali ke Indonesia. Masa tugas 90 hari di Jejuseo Middle School dalam rangka pertukaran guru Asia Pasifik akan segera berakhir. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun