Segelas kopi tanpa gula dan sepotong kue beras khas Jeju menjadi kudapan pembuka. Kami saling menyapa dalam bahasa Korea dan Bahasa Inggris. Suasana penuh keakraban bersama para mentor pembuatan kimchi, guru-guru dan orang tua siswa.
Setelah menghangatkan badan dengan kopi, saya langsung mengenakan apron dan rubber gloves. Kami juga mendapatkan penutup kepala khas chef. Kali ini penampilan saya benar-benar seperti master chef.
Sebelum sesi utama membuat kimchi, pemandu acara sekaligus mentor membuat kimchi melakukan kuis sederhana. Sekitar 4 pertanyaan diberikan dalam bahasa Korea. Setiap pemenang kuis mendapatkan satu paket kecil Jeju Kimchi.
Hingga tiba waktunya satu pertanyaan tentang peserta terjauh. Tentu saja jatuh ke tangan kami dari Indonesia. Satu paket kecil Jeju Kimchi diberikan.
Inilah keseruan pertama untuk menghangatkan suasana membuat kimchi yang masih ditemani hujan di luar gedung.
Menjelang pukul 10:00, sesi utama membuat kimchi dimulai. Puluhan kilogram sawi putih yang telah direbus dibagikan di atas meja. Lalu, satu kantong besar racikan bumbu khas kimchi juga disebarkan di setiap meja.Â
Setiap orang membuat 4 buah kimchi. Bapak wakil kepala sekolah dan seorang mentor menuntun saya cara membaluri setiap helai daun sawi putih dengan bumbu kimchi. Aroma bumbu kimchi cukup menggoda hidung.
Pada awalnya saya masih perlahan membaluri lembar demi lembar daun sawi putih. Setelah berhasil melakukannya pada sawi pertama, maka pada sawi kedua hingga keempat sudah berjalan dengan lancar.Â
Kedua sisi daun sawi putih wajib dilumuri dengan bumbu merah khas untuk menghasilkan rasa dan aroma kimchi yang sempurna. Harus dipastikan semua bagian telah dilumuri bumbu.