Mohon tunggu...
Yulius Roma Patandean
Yulius Roma Patandean Mohon Tunggu... Guru - English Teacher (I am proud to be an educator)

Guru dan Penulis Buku dari kampung di perbatasan Kabupaten Tana Toraja-Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan. Menyukai informasi seputar olahraga, perjalanan, pertanian, kuliner, budaya dan teknologi.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Keindahan Eorimok Valley di Puncak Musim Gugur

3 November 2024   05:32 Diperbarui: 4 November 2024   10:34 72
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jeram sungai besar di Eorimok Valley pun kini mulai melakukan paduan suara. Terdengar sangat keras dari arah depan. 

Ya, memang suangi itu kini telah dialiri air yang jernih. Walaupun hujan telah turun selama dua hari dan masih suasana hujan pula saat saya tiba, air jernih justru mengairi sungai yang kering sejak musim panas yang lalu. Mungkin karena padatnya pepohonan dan rapatnya tumbuhan semak belukar lainnya di hulu sungai membuat air tida keruh. 

Suara jeram sungai ditambah kumpulan bebatuan turut menambah indah suasana musim gugur. Perpaduan dari pantulan air jernih ke dedaunan di atasnya memberikan tambahan warna alamiah. 

Jembatan merah ikonik Eorimok Valley. (Sumber: Dokumentasi Pribadi)
Jembatan merah ikonik Eorimok Valley. (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Jembatan merah yang ikonik di Eorimok Valley dengan sedikit melengkung di bagian tengahnya  saat ini turut bermandikan tingginya intensitas dedaunan yang berjatuhan. Kondisi ini makin menambah indah dan semarak jalur pendakian. Tak perlu khawatir jalur papan licin karena air hujan dan daun yang jatuh berserakan. Kontur papan jembatan telah dirancang dengan sangat baik agar tidak licin saat basah.

Terlihat bahwa semua pendaki yang melintas di Eorimok Valley, baik menuju ke Witse Oreum dan dari arah sebaliknya pasti akan mengabadikan tempat ini.

Saya pun mendapati dan berpapasan dengan banyak turis lokal yang berkunjung ke Eorimok hanya memprioritaskan Eorimok Valley ini. Puluhan orang tetap semangat memakai payung hanya untuk datang melihat dan mengambil dokumentasi.

Beberapa pasangan lansia warga Korea dengan mode sepayung berdua secara bergantian melintasi jembatan dan mengambil dokumentasi. Demikian pun dengan turis  mancanegara yang hanya mengenakan mantel hujan. Mereka melakukan aksi yang sama.

Ketika tiba giliran saya untuk melintas, saya pun bebas melakukan ekspresi. Keindahan Eorimok Valley di kala hujan tetap indah. Bisa saya bayangkan bagaimana keindahannya saat hari cerah dan angin berhembus kencang menjatuhkan ribuan daun ke permukaan sungai dan jembatan.

Kini, saya bisa pula memberikan tanggapan dan menyimpan dokumentasi pada ulasan Google tentang Eorimok Valley ini di musim gugur.

Terima kasih Eorimok Valley untuk kunjungan kedua saya selama berada di Pulau Jeju.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun