Mohon tunggu...
Yulius Roma Patandean
Yulius Roma Patandean Mohon Tunggu... Guru - English Teacher (I am proud to be an educator)

Guru dan Penulis Buku dari kampung di perbatasan Kabupaten Tana Toraja-Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan. Menyukai informasi seputar olahraga, perjalanan, pertanian, kuliner, budaya dan teknologi.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Keindahan Eorimok Valley di Puncak Musim Gugur

3 November 2024   05:32 Diperbarui: 4 November 2024   10:34 71
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Musim gugur (autumn/fall) saat ini tengah berlangsung di berbagai belahan bumi, khusus bagi negeri yang memiliki 4 musim. Korea Selatan yang menjalani pergantian musim 4 kali setahun tak ketinggalan sedang bersolek menikmati momentum berjatuhannya dedaunan ke permukaan bumi. 

Menikmati pergantian musim tentu saja berbeda dengan situasi di Indonesia yang hanya mengenal musim kemarau dan musim hujan. Sehingga, di Pulau Jeju, saya tak ketinggalan untuk menikmati suasana asli musim gugur. Ini adalah momentum perdana saya menyaksikan keindahan musim gugur. Selama ini saya hanya menyimaknya dari bacaan, berita dan film/drama. 

Puncak musim gugur di Pulau Jeju dimulai pada akhir Oktober hingga awal November. Suasana musim gugur sebenarnya sudah bisa saya saksikan di depan Eco de Paris Residence. Terdapat empat pohon yang sudah mulai menggugurkan daunnya. Di Sammu Park pun sudah puluhan pohon yang juga mulai berguguran daunnya. 

Namun, jiwa saya terpanggil untuk menikmati suasana musim gugur di bawah rindangnya pepohonan. Nauh, demi mendapatkan potret asli suasana musim gugur di Pulau Jeju, saya mengunjungi kembali Eorimok Valley. Tempat ini sebenarnya telah saya kunjungi pada 1 Oktober 2024 yang lalu. Saat itu telah memasuki minggu kelima musim gugur. 

Eorimok Valley adalah tempat yang boleh dikatakan sempurna untuk melihat musim gugur. Vegetasi pepohonan besar, padat dan rimbun ada di tempat ini. Berikut, ada sungai besar dan jembatan merah melengkung yang tentu saja menambah sensasi pemandangannya.

Meskipun pakaian dan sepatu saya telah basah serta ditemani hujan dan kabut tebal sepulang mendaki Eoseungsaengak, saya tetap membawa semangat besar untuk dapat melihat langsung keindahan musim gugur di Eorimok Valley. 

Kabut tebal yang menyambut saya selepas mendaki Eoseungsaengak di pelataran parkir UNESCO World Heritage Hallasan National Park kembali menjadi teman perjalanan ke arah pintu gerbang Eorimok Hiking Trail. Jalur berair tetapi tak becek menghiasi langka kaki saya menuju Eorimok Valley.

Di sepanjang jalur sejauh 600 meter dari pintu gerbang, tampak dedaunan yang sebulan lalu masih dominan hijau kini mulai menguning kemerah-merahan. Secara tak beraturan, dedaunan pun berjatuhan ke bumi memenuhi jalur. 

Dedaunan yang masih melekat pada ranting pun sudah menguning cerah. Vegetasi yang dulunya padat oleh dedaunan kini mulai menampakkan langit di atasnya. Angin pun seolah bebas bertiup di sela-sela pepohonan. 

(Sumber: Dokumentasi Pribadi)
(Sumber: Dokumentasi Pribadi)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun