Sungai adalah penghubung air dari pegunungan dan hutan menuju laut. Keberadaan sungai juga sangat penting dalam menjaga keberlangsungan ekosistem dan kelangsungan hidup makhluk hidup di sekitarnya.
Ketika diperlakukan layak dan terawat dengan baik, sungai akan membawa banyak manfaat. Namun, di waktu tertentu sungai bisa pula membawa bencana.
Di berbagai belahan dunia, sungai kerap kali menjadi pemberitaan karena membawa bencana banjir dan luapan sungai. Korban jiwa, harta benda dan kerusakan lingkungan terjadi. Termasuk sering menjadi sumber pemberitaan akan bencana di Indonesia.
Tetapi penampakan sungai yang kontras terdapat di Pulau Jeju, Korea Selatan. Beberapa sungai besar yang membelah Kota Jeju tampak bersahabat dengan baik dengan pemukiman dan warga sekitarnya.
Air sungai mengalir dengan aman meskipun dalam kategori meluap oleh karena hujan lebat. Tumpukan material dalam sungai hampir tidak ada selain kumpulan semak yang tumbuh di masa musim semi hingga musim panas.
Di awal November 2024, telah memasuki hari kedua hujan lebat di Pulau Jeju. Sejak hari Kamis malam hingga saat ini memasuki Sabtu pagi, hujan tak kunjung berhenti. Khusus hari Jumat, 1 November 2024, dari pagi hingga malam, intensitas hujan hampir sama. Lebat sepanjang hari. Saya menyebutnya, The Real November Rain.
Apakah terjadi luapan air sungai? Sama sekali tidak. Misalnya, Sungai Heulcheon yang membelah Kota Jeju tak menimbulkan dampak yang berpotensi mengancam pemukiman dan jalur transportasi. Sungai besar yang sumber airnya mengalir dari kawasan Pegunungan Hallasan ini tetap nyaman mengalirkan kumpulan debit air hujan.
Air keruh dengan kecepatan khas aliran sungai berjeram hanya menghasilkan gemuruh. Uniknya lagi, tak ada tumpukan sampah yang menghiasi aliran sungai. Apalagi batang-batang pohon seperti yang biasa terlihat ketika air sungai meluap.
Salah satu pemicu lancarnya air sungai di masa turun hujan adalah terawatnya sungai. Warga Pulau Jeju memang tak ada yang membuang sampah ke sungai. Sungai tetap bebas sampah dari masa kering hingga turunnya hujan. Hanya selembar dua lembar kantong plastik dan kertas yang tampak di sana. Mungkin tertiup angin.
Inilah dampak positif dari kedisiplinan warga tak mengotori sungai. Buah dari kedisplinan membuang sampah pada tempatnya.Â
Di samping itu, kepedulian warga Pulau Jeju dalam menjaga alam tetap hijau juga berperan penting. Seperti slogan yang tertulis di jalur pendakian Gwaneumsa Hiking Trail, " Hutan menghubungkan air dari gunung ke laut."Â
Dengan demikian, sungai menjalankan fungsinya dengan baik, mengalirkan air dari hulu ke laut tanpa membawa ancaman.
Kondisi inilah yang saya saksikan langsung seusai pulang sekolah. Aliran Sungai Heulcheon ini memang hanya berjarak sekitar 100 meter di samping Jejuseo Middle School menuju Bandara Internasional Jeju. Bahkan dari lantai 4 bangunan sekolah pun aliran sungai terlihat jelas.
Satu hal lagi, pemerintah provinsi Jeju aktif menyampaikan pemberitahuan akan datangnya cuaca buruk, seperti hujan lebat dan angin kencang. Informasi disampaikan langsung melalui pesan peringatan di handphone.Â
Khusus di masa turun hujan lebat, warga diminta tidak melakukan aktifitas dan kunjungan ke area sungai, laut dan pegunungan. Informasi ini sangat menolong warga dan wisatawan untuk mawas diri.
Saya telah menyaksikan kondisi sungai yang tak berair tetap nyaman sebagai tempat wisata karena tanpa sampah sama sekali.Â
O ya, tak ada warga yang memanfaatkan sungai sebagai saluran akhir dari septik tank atau menjadikannya saluran pembuangan limbah rumah tangga, peternakan dan pabrik. Meskipun ribuan rumah dan bangunan berdiri pada kedua sisi sungai.
Artinya, kesadaran warga Pulau Jeju akan pentingnya kesehatan dan peran sungai benar-benar mereka perhatikan.Â
Inilah pelajaran berharga dari perjalanan saya di Pulau Jeju. Sungai bersih, bebas sampah dan hutan hijau menopang keselamatan hidup warga sekitarnya.
Konsep kepedulian warga Pulau Jeju terhadap lingkungan adalah salah satu praktik baik dalam mendukung dan mewujudkan program PBB, Sustainable Development Goals (SDGs). Mereka pun secara nyata telah berkontribusi untuk keselamatan bumi, baik saat ini maupun di masa depan.
Salam Lestari dari Pulau Jeju.
Sabtu, 2 November 2024.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H