Di samping itu, kepedulian warga Pulau Jeju dalam menjaga alam tetap hijau juga berperan penting. Seperti slogan yang tertulis di jalur pendakian Gwaneumsa Hiking Trail, " Hutan menghubungkan air dari gunung ke laut."Â
Dengan demikian, sungai menjalankan fungsinya dengan baik, mengalirkan air dari hulu ke laut tanpa membawa ancaman.
Kondisi inilah yang saya saksikan langsung seusai pulang sekolah. Aliran Sungai Heulcheon ini memang hanya berjarak sekitar 100 meter di samping Jejuseo Middle School menuju Bandara Internasional Jeju. Bahkan dari lantai 4 bangunan sekolah pun aliran sungai terlihat jelas.
Satu hal lagi, pemerintah provinsi Jeju aktif menyampaikan pemberitahuan akan datangnya cuaca buruk, seperti hujan lebat dan angin kencang. Informasi disampaikan langsung melalui pesan peringatan di handphone.Â
Khusus di masa turun hujan lebat, warga diminta tidak melakukan aktifitas dan kunjungan ke area sungai, laut dan pegunungan. Informasi ini sangat menolong warga dan wisatawan untuk mawas diri.
Saya telah menyaksikan kondisi sungai yang tak berair tetap nyaman sebagai tempat wisata karena tanpa sampah sama sekali.Â
O ya, tak ada warga yang memanfaatkan sungai sebagai saluran akhir dari septik tank atau menjadikannya saluran pembuangan limbah rumah tangga, peternakan dan pabrik. Meskipun ribuan rumah dan bangunan berdiri pada kedua sisi sungai.
Artinya, kesadaran warga Pulau Jeju akan pentingnya kesehatan dan peran sungai benar-benar mereka perhatikan.Â
Inilah pelajaran berharga dari perjalanan saya di Pulau Jeju. Sungai bersih, bebas sampah dan hutan hijau menopang keselamatan hidup warga sekitarnya.
Konsep kepedulian warga Pulau Jeju terhadap lingkungan adalah salah satu praktik baik dalam mendukung dan mewujudkan program PBB, Sustainable Development Goals (SDGs). Mereka pun secara nyata telah berkontribusi untuk keselamatan bumi, baik saat ini maupun di masa depan.