Mohon tunggu...
Yulius Roma Patandean
Yulius Roma Patandean Mohon Tunggu... Guru - English Teacher (I am proud to be an educator)

Guru dan Penulis Buku dari kampung di perbatasan Kabupaten Tana Toraja-Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan. Menyukai informasi seputar olahraga, perjalanan, pertanian, kuliner, budaya dan teknologi.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Mengapa Sungai di Kota Jeju Tetap Ramah di Bawah Hujan Lebat?

2 November 2024   04:16 Diperbarui: 4 November 2024   14:49 71
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di samping itu, kepedulian warga Pulau Jeju dalam menjaga alam tetap hijau juga berperan penting. Seperti slogan yang tertulis di jalur pendakian Gwaneumsa Hiking Trail, " Hutan menghubungkan air dari gunung ke laut." 

Dengan demikian, sungai menjalankan fungsinya dengan baik, mengalirkan air dari hulu ke laut tanpa membawa ancaman.

Kondisi inilah yang saya saksikan langsung seusai pulang sekolah. Aliran Sungai Heulcheon ini memang hanya berjarak sekitar 100 meter di samping Jejuseo Middle School menuju Bandara Internasional Jeju. Bahkan dari lantai 4 bangunan sekolah pun aliran sungai terlihat jelas.

Satu hal lagi, pemerintah provinsi Jeju aktif menyampaikan pemberitahuan akan datangnya cuaca buruk, seperti hujan lebat dan angin kencang. Informasi disampaikan langsung melalui pesan peringatan di handphone. 

Khusus di masa turun hujan lebat, warga diminta tidak melakukan aktifitas dan kunjungan ke area sungai, laut dan pegunungan. Informasi ini sangat menolong warga dan wisatawan untuk mawas diri.

Sungai Hancheon di dekat Jeju Stadium, tetap bersih dari sampah saat mengering. (Sumber: Dokumentasi Pribadi)
Sungai Hancheon di dekat Jeju Stadium, tetap bersih dari sampah saat mengering. (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Saya telah menyaksikan kondisi sungai yang tak berair tetap nyaman sebagai tempat wisata karena tanpa sampah sama sekali. 

O ya, tak ada warga yang memanfaatkan sungai sebagai saluran akhir dari septik tank atau menjadikannya saluran pembuangan limbah rumah tangga, peternakan dan pabrik. Meskipun ribuan rumah dan bangunan berdiri pada kedua sisi sungai.

Artinya, kesadaran warga Pulau Jeju akan pentingnya kesehatan dan peran sungai benar-benar mereka perhatikan. 

Inilah pelajaran berharga dari perjalanan saya di Pulau Jeju. Sungai bersih, bebas sampah dan hutan hijau menopang keselamatan hidup warga sekitarnya.

Konsep kepedulian warga Pulau Jeju terhadap lingkungan adalah salah satu praktik baik dalam mendukung dan mewujudkan program PBB, Sustainable Development Goals (SDGs). Mereka pun secara nyata telah berkontribusi untuk keselamatan bumi, baik saat ini maupun di masa depan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun