Masalah utama pola 4-3-3 adalah taktik yang sedikit menyerang selalu meninggalkan lubang di pertahanan Juventus. Terutama saat Juventus menerima serangan balik dari lawan. Di sisi lain, kreatifitas dan efektifitas sektor penyerangan masih buntu. Dusan Valhovic sebagai penyerang tak mampu memaksimalkan peluang.
Ada pula yang mengejutkan dari takttik Thiago Motta. Untuk pertama kalinya bek handal Pierre Kalulu duduk di bangku cadangan. Posisinya digantikan Federico Gatti.Â
Niat Motta memang baik untuk memberikan waktu istirahat untuk Kalulu yang selama ini selalu tampil sebagai starter.Â
Namun, pada posisi Gatti pula yang menjadi titik awal terjadinya gol tim tamu. Ia tak mampu mengawal Enrico Del Prato dengan baik. Kondisi tersebut memudahkan bek Parma untuk menyundul bola sodoran Balogh.Â
Duet bek sayap Andrea Cambiaso dan Juan Cabal, kali ini kurang kreatifitas. Pelatih Parma membaca celah di pertahanan tengah Juventus. Tekanan paling banyak mengarah ke posisi Danilo dan Gatti.Â
Andrea Cambiaso telah terlanjur maju meninggalkan posnya  dengan maksud meningkatkan intensitas serangan Juventus sejak menit pertaam. Timothy Weah yang membantu pertahanan tak mampu mengimbangi agresifitas pemain Parma saat melakukan serangan balik.
Dua peluang beruntun Juventus lewat Weston McKennie dan Dusan Vlahovic di menit ke-13 terbuang sia-sia. Secara khusus, Vlahovic yang tak mampu menaklukkan kiper Parma asal Jepang, Zion Suzuki dalam posisi one on one.
Pada laga melawan Parma, sosok Francisco Conceicao adalah pemain yang paling siap menjalankan tugas di pola menyerang Thiago Motta pada formasi 4-3-3. Gelandang serang bertubuh mungil asal Portugal ini beberapa kali sukses menembus pertahanan Parma.Â
Conceicao bahkan sempat bertukar posisi dengan Khephren Thuram sebelum memberikan umpan kepada Timothy Weah yang menjadi awal terciptanya gol penyeimbang dari Weston McKennie.Â