Para pemain belia Barcelona secara perlahan diberikan menit bermain sebagai starter mendampingi dua senior, Lewandowski dan kapten tim, Raphael.
Penguasaan bola ala tiki-taka hingga 70% juga bukanlah taktik murni dari Flick. Ia justru mencoba sepakbola efektif. Penguasaan bola seimbang dengan kualitas serangan dan penciptaan peluang.
Marc Casado, Fermin Lopez, Pedri Gonzalez, Lamine Yamal, Gavi, Ansu Fati, Pau Victor, Alejandro Balde, dan Pau Kubarsi secara bergantian mulai menjadi tulang punggun baru tim.Â
Casado, Fermin Lopez dan Lamine Yamal menjadi pelayan untuk keempat gol Barcelona. Melihat fakta ini, Flick sepertinya telah menyiapkan rencana jangka panjang untuk Barcelona. Calon bintang telah mulai digarapnya. Mirip ketika ia banyak memberikan jam terbang untuk Joshua Kimmich, Serge Gnabry dan Alphonso Davies di Bayern dulu.
Nah, meskipun didominasi para pemain muda, Barcelona justru menjadi raksasa di depan Bayern. Secara psikologis, memang wajar jika pemain Bayern sedikit tertekan. Di barisan penyerang Los Cules berdiri mantan pemain kesayangan Bavaria asal Polandia, Lewandowski.
Pemain bertinggi besar berusia 36 tahun ini sangat berwibawa kala memimpin serangan Bayern. Wibawa Lewandowski kemudian meruntuhkan tembok Bayern yang dipalang oleh Alphonso Davies, Kim Min-jae, Dayot Upamecano dan Raphael Guerreiro.Â
Terbukti dengan satu gol emosional sumbangsih Lewandowski yang merontokkan kecemerlangan kiper senior timnas Jerman, Manuel Neuer.
Meskipun sedikit tersendat di awal musim bersama Barcelona, Flick tentunya kini mulai percaya diri untuk menegaskan bahwa kontraknya di Barcelona hingga pertengahan 2026 bisa memberikan hasil positif seperti yang ia telah lakukan di Bayern.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H