Mohon tunggu...
Yulius Roma Patandean
Yulius Roma Patandean Mohon Tunggu... Guru - English Teacher (I am proud to be an educator)

Guru dan Penulis Buku dari kampung di perbatasan Kabupaten Tana Toraja-Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan. Menyukai informasi seputar olahraga, perjalanan, pertanian, kuliner, budaya dan teknologi.

Selanjutnya

Tutup

Halo Lokal Artikel Utama

Pentingnya Penataan Pedagang Kaki Lima dan Parkiran di Pasar Tradisional

23 Oktober 2024   11:22 Diperbarui: 24 Oktober 2024   10:40 95
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jalan lingkar pasar kini sangat sempit. Hanya muat kendaraan untuk lewat dengan sangat pelan. Kondisinya terjadi setiap hari. Tak perlu ditanyakan pada hari pasar yang sebenarnya. Setengah jalan lingkar pasar bahkan terlihat seolah tertutup karena penuh oleh penjual.

Adu mulut antara pengunjung pasar dengan pemilik lapak sering terjadi. Berimbas pula pada adu mulut antara sesama pengunjung pasar karena dianggap menghalangi jalan. Padahal, faktanya adalah tak ada tempat bagi pengendara motor dan mobil untuk meminggirkan kendaraan untuk membeli.

Dalam kondisi seperti ini, pembeli pun terdampak. Bagi pejalan kaki tentu tidak masalah. Tetapi bagi mereka yang membawa kendaraan, kondisi pasar yang boleh dikata semrawut akan membuat mereka berpikir untuk datang kedua kalinya. 

Jika pembeli memilih belanja di pasar tumpah pinggir jalan, pastinya akan berdampak pada omzet penjualan. Dampak terjauhnya adalah banyak produk dagangan di pasar yang kadaluwarsa dan rusak tak terjual.

Sehingga, perlu ada pemikiran yang bijaksana dari pedagang dan pengelola pasar tradisional untuk sama-sama menciptakan kondisi yang nyaman dalam lingkungan pasar. 

Demikian pula dengan mereka para pemilik kendaraan agar tidak memarkir kendaraan serampangan di wilayah pasar.

Perlu dipertimbangkan pula bahwa teknologi start-up sekelas Grab Food mulai merambah daerah. Aplikasi belanja online kebutuhan konsumsi harian kini ada di daerah, termasuk Tana Toraja. Aplikasi start-up pengantaran paket online karya warga lokal telah mulai dimanfaatkan. 

Ini adalah dampak dari mulai ogahnya pembeli masuk pasar. Waktu yang dihabiskan lebih lama. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Halo Lokal Selengkapnya
Lihat Halo Lokal Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun