Mohon tunggu...
Yulius Roma Patandean
Yulius Roma Patandean Mohon Tunggu... Guru - English Teacher (I am proud to be an educator)

Guru dan Penulis Buku dari kampung di perbatasan Kabupaten Tana Toraja-Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan. Menyukai informasi seputar olahraga, perjalanan, pertanian, kuliner, budaya dan teknologi.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Perkenalkan! Jajanan Kaki Lima Di Kota Jeju

19 Oktober 2024   18:10 Diperbarui: 19 Oktober 2024   18:23 89
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Model kedua bernama waffle. Modelnya menyerupai jalangkote. Tetapi isian dan rasanya masih sama dengan terang bulan, coklat dan kacang. Rasanya pun sama.

Harga seporsi dua kue tersebut adalah 3.000 Won atau sekitar Rp 33.900. Agak mahal juga ya untuk nilai ukuran Rupiah. 

Kedua kue ini paling enak disantap hangat-hangat. Pas dengan kondisi dingin Kota Jeju yang saat ini dalam suasana musim gugur. 

Kedua jenis kue inilah yang paling murah sejauh ini saya dapatkan di Kota Jeju. 

Jajanan kaki lima lainnya yang terbuat dari terong, udang, gurita, cumi-cumi dan daging ayam, paling murah 6.000 Won. 

Keistimewaan jajanan kaki lima di Kota Jeju adalah penjual sangat memperhatikan kebersihan dagangannya. Mulai dari meracik bahan baku hingga membungkus pesanan, ia konsisten menggunakan kaos tangan plastik.

Wadah pembungkus makanan yang panas bukan kantong plastik atau kertas makan. Tak akan ada pula stereoform. Kantong kue dari bahan baku kertas yang mereka pakai. Alasannya muda didaur ulang dan terurai.

Sementara di kios kaki lima yang menjual aneka gorengan, mereka menggunakan kantong makanan dari bahan aluminium foil. Sebelumnya, paket makanan dialas dengan tissu makan. Jadi, dijamin pembeli akan mendapatkan makanan yang garing.

Selain itu, semua jenis makanan yang terjual tak lepas dari konsep real food. Apapun bumbu dan bahan tambahan lainnya, rasa dan tekstur dari bahan baku utama tidak hilang. Misalnya, saya pernah membeli gurita goreng. Renyah kulit luarnya dari tepung dan juicy bagian dalamnya dari daging gurita.

Jadi, pedagang kaki lima di Kota Jeju juga bertanggung jawab atas kesehatan pembeli dan kelestarian lingkungan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun