Real food pada hakekatnya adalah sajian olahan makanan yang tidak mengubah rasa dan tekstur asli dari bahan makanan yang digunakan. Penggunaan bumbu sederhana saja tanpa merusak keadaan asli dari makanannya.
Apakah bahan makanan itu berupa sayuran, buah, daging, ikan dsbnya., pengimplementasian beragam tambahan bumbu dan cara pemasakannya tetap mempertahankan rasa aslinya.
Di Korea Selatan, sebagian besar olahan makanan menerapkan konsep real food. Contoh sederhana, bawang putih. Bumbu dapur dengan aroma khas dan rasa sedikit pedas ini disajikan dengan cara dimakan mentah, dalam bentuk acar atau berupa campuran salad.
Bagaimana kami bisa tiba-tiba menikmati real food Korea Selatan di pusat Kota Jeju. Nah, begini ceritanya.
Sebenarnya ini tidak terprediksi sama sekali. Pada hari Selasa (8/10/2024) saya dan pak Jufrianto hanya berencana bertemu dengan rekan kami. Dengan kata lain, awalnya, kami hanya berniat bertemu dengan dua rekan guru peserta Indonesia Korea Teacher Exchange 2024, bapak Andi Mahardani dan bapak Anthony Pajar di Audrey Inn Jeju Hotel. Mereka bertugas di Gyeongju Business High School.
Kedatangan kedunya ke Pulau Jeju pun tak terencana. Mereka mendampingi CEO, kepala sekolah, guru dan sejumlah siswa untuk mengikuti kegiatan eksibisi siswa SMK dan sekaligus melakukan supervisi kepada siswa dari sekolah tersebut yang sedang melaksanakan praktik lapangan di sejumlah  perusahaan yang ada di Kota Jeju.
Secara tak sengaja, CEO sekolah datang ke kamar bapak Anthony di mana di sana kami sedang berbincang-bincang. Kami berkenalan sejenak dan menyampaikan bahwa kami adalah rekan satu tim dalam program pertukaran guru Indonesia Korea yang ditugaskan di Kota Jeju.
CEO yang kemudian saya ketahui namanya  adalah Mr. Kim Do-hyun meminta pendapat pak Anthony apakah mau ikut bersama rombongan sekolah untuk makan malam di luar hotel atau tinggal saja di kamar menemani kami. Saya meminta pak Anthony untuk ikut rombongan saja menikmati makan malam, kapan lagi menikmati Kota Jeju. Sementara kami kembali saja ke apartemen yang lokasinya sekitar 3,2 km dari hotel mereka.
Kemudian CEO menawarkan bagaimana kalau kami ikut makan malam bersama rombongan Gyeongju Business High School. Kami menyetujui.Â
Tak sampai 5 menit kami turun dari lantai 4 menuju lobby dan bergabung dengan CEO, manajer sekolah dan pak Andi Mahardani. Kami enam orang di atas mobil sedan yang disewa CEO. Ternyata, tujuan kami adalah sebuah restoran lokal bernama Jeju House di pusat Kota Jeju. Lokasinya persis di samping Grand Hyatt Dream Tower.Â
Kepala Sekolah Gyeongju Business High School, Ms Lee Hyo-sook dan satu orang guru menyambut kami di depan restoran. Kami langsung masuk dan beberapa menu telah siap di atas meja panjang dengan 8 kursi.
Oleh karena tiga rekan saya adalah Muslim, Ms Lee Hyo-sook telah memesan makanan kategori halal. Semua makanan yang disajikan adalah real food.Â
Ada sop sawi putih, sop rumput laut, tahu rebus, fermentasi lotus dan aneka olahan kimchi. Menu utama adalah nasi putih, lauk berupa olahan dua jenis ikan bakar dan satu menu ikan goreng. Tak lupa karakter khas makanan Korea lainnya yakni lalapan dari campuran cabe, pakcoy rebus dan bawang putih.Â
CEO menawari saya pilihan minum bir atau soju. Ya, saya memilih sebotol soju putih rasa orange karena bir banyak di Toraja.
Dari semua menu yang disajikan, keaslian tekstur, rasa dan aroma tetap terjaga. Sopnya sederhana saja, tidak ada aroma rempah yang menutupi sayuran. Kimchi pun mempertahankan rasa asli dari sawi putih. Beberapa irisan lotus yang telah difermentasi juga mempertahankan rasa aslinya.
Khusus olahan ikan, itu yang membuat saya takjub. Dua ekor ikan makarel dan hairtail yang dipanggang dengan tampilan sangat sederhana. Tak ada olesan aneka bumbu seperti di Indonesasi.Â
Warna asli dari kedua ikan masih mirip ketika mereka belum diolah. Daging ikan sangat mudah lepas dari tulangnya ketika diambil pakai garpu dan sumpit. Rasa ikanya segar, lembut dan juicy.Â
Ya, memang Pulau Jeju terkenal dengan olahan daging segar. Apalagi jenis ikan hairtail. Ikan bertubuh ramping panjang ini wajib langsung diolah setelah dibeli jika tidak di-frozen-kan.
Bumbu yang digunakan hanya satu, yakni garam. Sisa-sisa garamnya sangat terasa di bagian luar ikan yang justru menambah selera makan.Â
Ikan goreng pun demikian. Hanya digoreng biasa saja dengan sedikit lapisan tepung yang membuat krispi di luar dan tetap lembut dan juicy dagingya.Â
Semua jenis makanan yang disajikan bersih tandas. Kecuali minuman beralkohol soju. Saya hanya sanggup minum setengah botolnya. Pengalaman makan malam real food istimewa yang benar-benar nyata.
Terima kasih keluarga besar Gyeongju Business High School untuk undangan unpredictable dinner kepada kami. Mr Kim Do-hyun dan Ms Lee Hyo-sook serta guru-gurunya sangat baik hati. Terima kasih untuk undangannya berkunjung ke Gyeongju. Terima kasih pula untuk perjumpaan dengan pak Andi dan pak Anthony.Â
Menikmati sajian real food khas Korea Selatan di Kota Jeju adalah sebuah pengalaman luar biasa.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H