Mohon tunggu...
Yulius Roma Patandean
Yulius Roma Patandean Mohon Tunggu... Guru - English Teacher (I am proud to be an educator)

Guru dan Penulis Buku dari kampung di perbatasan Kabupaten Tana Toraja-Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan. Menyukai informasi seputar olahraga, perjalanan, pertanian, kuliner, budaya dan teknologi.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Menikmati Real Food Khas Korea Selatan di Kota Jeju

9 Oktober 2024   12:32 Diperbarui: 10 Oktober 2024   13:38 139
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jamuan makan malam dari CEO Gyeongju Business High School. (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Tak sampai 5 menit kami turun dari lantai 4 menuju lobby dan bergabung dengan CEO, manajer sekolah dan pak Andi Mahardani. Kami enam orang di atas mobil sedan yang disewa CEO. Ternyata, tujuan kami adalah sebuah restoran lokal bernama Jeju House  di pusat Kota Jeju. Lokasinya persis di samping Grand Hyatt Dream Tower. 

Kepala Sekolah Gyeongju Business High School, Ms Lee Hyo-sook dan satu orang guru menyambut kami di depan restoran. Kami langsung masuk dan beberapa menu telah siap di atas meja panjang dengan 8 kursi.

Oleh karena tiga rekan saya adalah Muslim, Ms Lee Hyo-sook telah memesan makanan kategori halal. Semua makanan yang disajikan adalah real food. 

Ada sop sawi putih, sop rumput laut, tahu rebus, fermentasi lotus dan aneka olahan kimchi. Menu utama adalah nasi putih, lauk berupa olahan dua jenis ikan bakar dan satu menu ikan goreng. Tak lupa karakter khas makanan Korea lainnya yakni lalapan dari campuran cabe, pakcoy rebus dan bawang putih. 

CEO menawari saya pilihan minum bir atau soju. Ya, saya memilih sebotol soju putih rasa orange karena bir banyak di Toraja.

Dari semua menu yang disajikan, keaslian tekstur, rasa dan aroma tetap terjaga. Sopnya sederhana saja, tidak ada aroma rempah yang menutupi sayuran. Kimchi pun mempertahankan rasa asli dari sawi putih. Beberapa irisan lotus yang telah difermentasi juga mempertahankan rasa aslinya.

Khusus olahan ikan, itu yang membuat saya takjub. Dua ekor ikan makarel dan hairtail yang dipanggang dengan tampilan sangat sederhana. Tak ada olesan aneka bumbu seperti di Indonesasi. 

Warna asli dari kedua ikan masih mirip ketika mereka belum diolah. Daging ikan sangat mudah lepas dari tulangnya ketika diambil pakai garpu dan sumpit. Rasa ikanya segar, lembut dan juicy. 

Ya, memang Pulau Jeju terkenal dengan olahan daging segar. Apalagi jenis ikan hairtail. Ikan bertubuh ramping panjang ini wajib langsung diolah setelah dibeli jika tidak di-frozen-kan.

Bumbu yang digunakan hanya satu, yakni garam. Sisa-sisa garamnya sangat terasa di bagian luar ikan yang justru menambah selera makan. 

Ikan goreng pun demikian. Hanya digoreng biasa saja dengan sedikit lapisan tepung yang membuat krispi di luar dan tetap lembut dan juicy dagingya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun