Inilah bagian dari surga kecil di puncak Pulau Jeju. Saya mengatakannya demikian karena memang keindahannya tak bisa diucapkan dengan kata-kata.Â
Beberapa pendaki wanita pun tak benti-hentinya mengambil dokumentasi. Meskipun mereka jauh di depan saya, tetapi saya bisa menyimpulkan bahwa mereka menikmati suasana surga kecil ini.
Keanggunan surga kecil ini makin sempurna manakala awan tiba-tiba datang menutupi alam sekitar dalam waktu yang singkat. Gelap sesaat, lalu cerah kembali. Mirip latar drama dan film kolosal Korea.
Bentangan alam yang semakin luas dengan menyisakan beberapa puncak pegunungan menambah indah pandangan mata. Sejauh mata memandang, hamparan permadani kekuningan memanjakan mata.
Tambahan pula, cuaca dingin justru membuat badan sejuk. Demikian pula segarnya udara yang masuk ke dalam tubuh. Serasa minum air mineral.
Terdapat satu sungai kecil yang membelah jalan. Bebatuan dibiarkan menjadi jalan setapak. Tak ada jembatan. Ini menambah sensasi pengalaman bagi pendaki, termasuk saya.Â
Sungai kecil ini sangat menawan dengan kumpulan bebatuan vulkanik hitam. Kuningnya rerumputan di kedua sisi memberi keindahan tersendiri.
Bisa dibayangkan bagaimana indahnya aliran sungai dengan jeram kecil ini ketika musim dingin berakhir. Lelehan air dari salju yang mencair tentu akan mengaliri sungai yang sementara mengering. Hanya kolam-kolam kecil dengan air bening yang menandakannya memiliki jejak sebagai sungai.