Mohon tunggu...
Yulius Roma Patandean
Yulius Roma Patandean Mohon Tunggu... Guru - English Teacher (I am proud to be an educator)

Guru dan Penulis Buku dari kampung di perbatasan Kabupaten Tana Toraja-Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan. Menyukai informasi seputar olahraga, perjalanan, pertanian, kuliner, budaya dan teknologi.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Kembalinya Karakter Grinta Juventus

4 Oktober 2024   06:46 Diperbarui: 4 Oktober 2024   07:39 23078
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Semangat grinta Mattia Perin pada penampilan ke-50 berseragam Juventus. (Sumber: @juventusfces)

Juventus kemudian harus bermain dengan 10 pemain setelah penjaga gawang, Michele Di Gregorio menerima kartu merah langsung pada menit ke-59. Dalam posisi one on one dengan Luis Openda, Di Gregorio dianggap menyentuh bola di luar kotak penalti usai tinjauan VAR. Tak pelak, kartu merah dihadiahkan wasit.

Pelatih Thiago Motta pun langsung menerapkan langkah strategis dengan menarik keluar gelandang serang Kenan Yildiz dan menggantikannya dengan kiper Mattia Perin pada menit ke-61. Perin pun membawa semangat grinta-nya untuk rekor penampilan ke-50 berseragam Juventus.

Tak berhenti di situ, racikan strategi Thiago Motta juga mulai berjalan. Bermain dengan 10 pemain, Motta tidak memilih bertahan. Ia justru meminta anak asuhnya bermain menyerang. Gelandang Douglas Luiz dimasukkan menggantikan bek kanan Nicolo Savona. 

Uraian drama kejadian pelanggaran Di Gregorio ini membuahkan tendangan bebas untuk tuan rumah hingga terciptanya gol kedua RB Leipzig.

Tendangan bebas Xavi Simons membentur siku Douglas Luiz. VAR dan wasit melakukan pengecekan dan hadiah penalti untuk tuan rumah

Juventus kembali tertinggal setelah Benjamin Sesko menyarangkan gol keduanya lewat hadiah sepakan penalti pada menit ke-65. Skor 2-1 untuk keunggulan tuan rumah.

Masuknya pemain bertipe menyerang ternyata membawa dampak besar untuk Juventus. Thiago Motta tidak menerapkan strategi catenaccio Italia seperti yang selama ini dipraktikkan Antonio Conte, Massimiliano Allegri dan Maurizo Sarri ketika tertinggal. 

Alhasil, pola 4-2-3-1 yang dimainkan sejak awal lebih mengarah ke 4-3-2  dan 3-3-3 memaksimalkan 10 pemain. Weston McKennie bersama Nicolo Fagioli mendampingi Teun Koopmeiners di barisan gelandang serang. Sementara Gatti, Pierre Kalulu dan Douglas Luiz bertanggung jawab di lini belakang.

Terlihat jelas di lapangan, Andrea Cambiaso bergantian dengan Weston McKennie untuk mendukung Francisco Conceicao dan Dusan Vlahovic di barisan penyerangan. Kondisi yang sama terjadi ketika, Douglas Luiz membantu serangan, maka Andrea Cambiaso menarik diri kembali ke lini pertahanan.

Ekspresi klasik Dusan Vlahovic usai mencetak gol keduanya ke gawang RB Leipzig. (Sumber: @juventusfces)
Ekspresi klasik Dusan Vlahovic usai mencetak gol keduanya ke gawang RB Leipzig. (Sumber: @juventusfces)

Meskipun bermain dengan 10 pemain, Juventus justru lebih menguasai bola. Hal yang jarang sekali terjadi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun