Halla Arboretum atau Kebun Raya Halla adalah salah satu objek wisata yang direkomendasikan saat berada di Pulau Jeju. Di tempat ini juga dikenal nama Gwangi Oreum, sebuah bukit vulkanis yang merupakan titik tertinggi di dalam kompleks. Banyak hal bisa dilihat, diamati, dipelajari dan bahkan dilakukan selama berada dalam kompleks kebun raya terbesar di kota Jeju ini.Â
Aktifitas yang paling saya tunggu adalah mendaki puncak Gwangi Oreum. Selain keindahan hutan sub tropisnya, puncak adalah tujuan utama saya.
Karakter utama Halla Arboretum adalah kaya akan pohon pinus. Sejauh mata memandang, hanya jutaan pohon pinus yang mendominasi gunung Halla dalam kompleks kebun raya.
Bagi warga kota Jeju, puncak Halla di kebun raya ini adalah puncak kedua tertinggi di Pulau Jeju setelah puncak Hallasan National Park.Â
Halla Arboterum terletak di pinggiran kota Jeju. Jalan menuju ke sana satu jalur menuju Hallasan National Park. Dari Eco de Paris Residence tempat saya menginap di kota Jeju, Kebun Raya Halla dapat ditempuh dengan berjalan kaki sejauh 1,2 km. Bisa juga dengan naik bus nomor 240 atau menggunakan jasa taksi.
Adanya libur nasional perayaan hari raya Chuseok di Korea Selatan selama tiga hari, yakni tanggal 16 s.d. 18 September 2024 pada akhirnya memberikan waktu yang banyak bagi saya untuk menjelajahi tempat-tempat menarik di pulau Jeju. Halla Arboretum menjadi urutan pertama yang wajib saya kunjungi sebelum tujuan utama Hallasan National Park.Â
Berangkat pukul 08:00 dari apartemen, saya dan pak Jufrianto menyusuri jalan Singwang-ro hingga mencapai belokan kiri menuju Halla Arboretum. Jalanan pagi itu sangat lengang. Selain karena libur hari pertama Chuseok, hujan deras baru saja melanda kota Jeju sejak subuh hingga pagi hari. Hanya beberapa mobil saja yang terlihat mengantri di lampu merah. Pertokoan pun sebagian besar masih tutup.
Mendekati kawasan Halla Arboretum, jalan makin lebar dan lapang. Kami berjalan menyusuri trotoar. Â Mendekati pertigaan masuk ke kebun raya, tiba-tiba hujan deras kembali turun. Nah, ada satu yang lupa kami bawa, payung. Terpaksa kami harus setengah berlari mencari tempat berteduh. Tapi, Jeju ini bukan Indonesia yang banyak tempat untuk berteduh. Apartemen, kantor dan pertokoan justru tak memiliki tempat berteduh sama sekali.Â
Beruntunglah, setengah basah pakaian kami, terdpat satu gazebo mini di halaman sebuag gedung resepsi pernikahan. Sekitar 20 menit kami berteduh hingga hujan reda meninggalkan rintik-rintik.
Kami melanjutkan perjalanan memasuki kawasan  Halla Arboretum meski hujan rintik-rintik masih turun. Ternyata, masuk kawasan ini tidak dipungut biaya sepeser pun alias gratis. Wah...luar biasa.Â
Setelah mengambil dokumentasi di pintu gerbang, kami menyusuri kawasan parkiran dan lapak kaki lima. Â Lapak ini unik, semuanya dari mobil camper van dan mobil box. Sayang, belum ada yang bisa dibeli. Masih tutup. Satu-satunya tempat berbayar meminta tiket di kawasan Halla Arboretum adalah tempat bermain PlayBox.
Di tempat ini pula, tersedia sejumlah wahana bermain anak di antara rimbunnya pohon pinus.
Saya sempat berfoto dan mengambil video singkat pada taman dengan tumbuhan jeruk Jeju yang terkenal itu. Pehon jeruk sementara berbuah, tetapi masih mengkal.
Jalan lurus lebar dipenuhi pepohonan hijau membawa kami masuk ke lokasi Halla Arboretum yang sesungguhnya. Jalan utama kebun raya ini masih lengang. Meskipun sejumlah cafe dan restoran di pinggir jalan telah memperlihatkan adanya aktifitas.
Di parkiran utama, belum banyak kendaraan yang terparkir. Satu bus travel Jeju kemudian datang membawa sekitar sepuluh pengunjung.
Menginjakkan kaki pada ruas jalan pedestrian Halla Arboretum ini sudah langsung mengundang selera fotografi saya. Padahal ini baru jalan masuk. Pengunjung jarang sekali akan menginjak tanah. Selain jalan beton tersedia jalur berupa kayu dan jalur dari anyaman bekas tali tambang kapal.Â
Tali dan pagar dari kayu dan stainless stell juga bergantian menjadi pengaman pengunjung. Tesrsedia pula jalur khusus disabilitas. Wah, baru kali ini saya melihat ada jalur khusus disabilitas di taman dengan konsep hutan sub tropis.Â
Rasa haus mendera setelah hampir satu jam menjelajahi jalur pejalan kaki. Saya tak membawa air minum sama sekali. Tetapi, saya tak perlu cemas. Tersedia banyak kran iar minum dalam kompleks Halla Arboretum yang siap diminum kapan saja. Di depan sebuah taman bebatuan, saya membuka keran dan mengisi kerongkongan saya dengan air segar. Dingin dan sangat menyegarkan. Memang Pulau Jeju adalah penghasil air minum terbaik di Korea Selatan.
Ketersediaan fasilitas air minum inilah yang membuat Halla Arboretum tak pernah sepi dari pengujung siang dan malam. Mereka bukan hanya jalan-jalan, tetapi juga berolahraga. Beberapa pos pemberhentian di jalur trekking menyediakan fasilitas fitness.
Tanaman bambu adalah yang paling saya cari ketika tiba di kota Jeju. Saya sempat bertanya kepada mentor teacher terkait adanya bambu ini. Jawaban yang saya terima tidak. Tetapi, salah satu bagian paling menakjubkan dalam Halla Arboretum adalah hutan bambu. Ribuan pohon bambu berdiri rapi dan batang lurus menjulang ke langit.
Di sinilah kali pertama saya menemukan rumpun bambu yang sebenarnya di kota Jeju. Benar-benar bambu dan bukan jenis bambu untuk tanaman hias.Â
Di tengah rumpun pohon bambu, yang jika diukur tumbuh subur dalam area 100 x 50 meter tersebut, dibuat jalur pejalan kaki yang sangat indah. Terbuat dari kayu keras dan pijakan kaki tidak licin. Tali-tali panjang sebagai pegangan tertanam langsung pada tiang-tiang pancang jalur pedestrian.Â
Berjalan di tengah rumpun bambu yang tenang, sejuk dan bahkan tidak ada nyamuk sama sekali, membuat saya enggan meninggalkan tempat ini. Beberapa foto dan video pendek saya abadikan. Sangat instagrammable.Â
Keunikan lain dari hutan mini rumpun bambu di Halla Arboretrum adalah semua bambu dipelihara dan dirawat dengan sangat detail. Tidak nampak sama sekali adanya penebangan liar. Saya sendiri masih keheranan, kok tak ada batang bambu yang bengkok. Semuanya lurus seperti tiang listrik.Â
Saya tak sempat menghitung, berapa puluh jenis taman bunga, hutan, kolam kecil berbatu, kompleks bebatuan, yang sudah saya jelajahi dalam kompleks Halla Arboretum ini. Satu hal yang saya cari adalah jalur menuju puncak. Menurut informasi pada map, terdapat lima jalur trekking yang bisa dilalui untuk tiba di puncak Gwangi Oreum. Saya memilih jalur tradisional yang langsung lurus ke puncak dengan jalur sedikit menukik.
Tak terlalu sulit untuk melangkah di jalur pendakian ke puncak. Jalur telah dibuat senyaman mungkin bagi pengunjung. Terbuat dari bekas tali kapal yang dinyam dan dibuatkan anak tangga dari tali pula membuat perjalanan semakin mudah dan nyaman. Rasa capek dan ngos-ngosan tetap ada. Ada tali untuk berpegang saat lelah untuk rehat sejenak.
Beberapa orang warga Jeju ikut menemani ke puncak Gwangi Oreum. Kabut tebal, hujan rintik-rintik, suara khas penghuni hutan dan lebatnya pohon pinus menemani perjalanan hingga ke puncak.Â
Sekitar 150 meter menjelang puncak  Gwagi Oreum, terdapat satu pos untuk beristirahat. Di pos ini, ada beberapa buah fasilitas fitness. Wah...fitness sambil uji fisik di jalur trekking.
Setelah berjalan kaki hampir 2 jam dari parkiran utama, akhirnya saya bisa mencapai puncak Gwangi Oreum. Saya terharu. Ini adalah puncak gunung pertama yang tepatnya disebut bukit karena hanya memiliki ketinggian 296,7 meter di atas permukaan laut. Saya tetap bangga atas pencapaian tersebut karena untuk pertama kalinya bisa muncak sepanjang hidup saya.Â
Ternyata bukan di negeri sendiri saya bisa mendaki gunung. Pulau Jeju, Gwangi Oreum dalam kompleks Halla Arboretuml yang memberikan sejarah itu kepada saya.Â
Sebagai tanda sejarah, saya kibarkan bendera merah putih mini yang saya bawa dengan latar belakang kota Jeju dan gedung tertinggi di pulau Jeju, Grand Hyatt Tower. Indonesia, Merah Putih dan orang Toraja kini telah menginjakkan kaki di puncak salah satu bukit vulkanis di Pulau Jeju, Gwangi Oreum.Â
Setelah puas mengabadikan momen di puncak Gwangi Oreum, saya kembali turun melalui jalur trekking sebelah utara. Sedikit memutar, tetapi sangat menawan. Dalam perjalanan turun ini, saya mengamati bagaimana pengelola Halla Arboretum sangat menghargai setiap tanaman. Semua jenis rumput, bunga, tumbuhan semak, dan pohon dipelihara dengan seksama.Â
Di perjalanan saya juga menjumpai ilalang. Tumbuh dengan subur.
Sayang sekali, karena masuk musim gugur, taman bunga yang terkenal di Halla Arboretum belum bisa menampakkan keindahan bunga khas pulau Jeju. Bunga baru mekar di musim semi pada bulan Maret.
Pada satu tempat terbuka, saya mendapati satu lapangan yang dengan rumput khas stadion. Ukurannya sekitar 60x60 meter.Â
Ada juga lintasan lari dan jogging yang mana lintasannya setara dengan kualitas stadion atletik. Saya beraktifitas lari kecil di lintasan ini selama beberapa saat.Â
Sejuknya udara, hutan Halla Arboretum yang padat serta siulan burung-burung seolah meminta saya untuk tidak pulang.
Menjelang pulang, tiba-tiba muncul seekor induk rusa beserta tiga anaknya di pinggir lapangan. Mereka sedang memakan buah dari sebuah pohon.Â
Mereka seperti menyapa saya. Tak ada rasa takut sama sekali. Sangat jinak. Mungkin karena sudah terbiasa melihat manusia. Ternyata, ada rusa yang dilepasliarkan di dalam kawasan kebun raya.
Saya mengabadikan gambar dan video hingga keempatnya berlari menuju ke arah bukit dan hilang di balik lebatnya rerumputan ilalang.
Pengalaman berharga menatap banyak keunikan dalam kompleks Halla Arboretum. Tempat ini sangat cocok untuk pelaksanaan pembelajaran kelas terbuka bagi siswa, khususnya Biologi dan Geografi. Bahkan mata pelajaran lainnya, termasuk Ethics.Â
Ketelitian pada penataan dan pemeliharaan akan setiap objek dalam Halla Arboretum sebenarnya menunjukkan bagaimana tingginya rasa kepedulian warga pulau Jeju terhadap makhluk hidup. Semua tanaman, tanah dan bebatuan diberi nama.Â
Plakat kecil bertuliskan nama ilmiah atau latin dari tiap objek ditempelkan atau dletakkan di depan semua objek. Ini memudahkan pengunjung untuk mengetahui nama dari tanaman atau bunga, misalnya.
Jadi, sambil trekking, jalan-jalan juga sekaligus belajar. Menambah pengetahuan dan menambah kualitas kesehatan tubuh.
Tak ada sampah sama sekali di sepanjang jalur trekking menuju Gwangi Oreum. Kondisi yang sama pada semua titik dan jalur pedestrian. Benar-benar bersih sebagai wujud nyata tingginya kedisiplinan warga dalam membuang sampah. Jika pun ada pengunjung yang membawa botol minuman dan tak sempat membawanya pulang, mereka menempatkannya pada titik yang jelas untuk bisa dikumpulkan oleh petugas.
Keamanan dalam taman sangat terjamin dan terjaga. Kamera CCTV besar dipasang diberbagai titik. Termasuk di puncak Gwangi Oreum.
Tak perlu kuatir pula ketika sepatu kotor berlumpur atau berdebu setelah turun dari puncak. Tersedia fasilitas kompressor di sekitar titik awal trekking. Fasilitas ini gratis.Â
Menjelang pukul tiga sore, usai menunggu hujan deras berakhir, kami kembali ke apartemen dengan menyusuri jalanan kecil beraspal yang ada di sisi parkiran utama. Saya hanya menebak jalur tersebut, pasti tiba di kota Jeju.Â
Di sepanjang jalan dengan jarak kurang lebih 400 meter, terdapat pemandangan lain yang menarik perhatian saya. Ada sejumlah lahan pertanian cabai, bawang dan sayuran.Â
Tetapi yang paling menarik perhatian saya, adalah kehadiran kebun-kebun jeruk Jeju. Pohonnya kerdil tetapi berbuah lebat. Saya hanya menikmatinya.Â
Tak sempat memetik buah karena tak ada petani sama sekali yang bisa dimintai izin. Hanya beberapa mobil mewah KIA dan Hyundai yang terparkir di halaman rumah-rumah boks, khas rumah petani di kompleks pertanian warga Korea Selatan.Â
Perjalanan menjelajahi Halla Arboretum selama sehari ternyata menghasilkan 16.014 langkah dengan jarak tempuh secara keseluruhan 11, 209 km. Durasi total perjalanan saya adalah 2 jam 37 menit dan 10 detik.Â
Ini adalah 10 ribu langkah yang kesekian kalinya saya buat, bahkan hampir tiap hari selama saya tinggal di kota Jeju.Â
Menjelajahi Halla Arboretum dan mencapai puncak Gwangi Oreum berhasil membakar 610 kcal lemak dalam tubuh.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H