Tapi, berbicara soal harga, mahal. Sejauh mata mengamati harga satu tumpukan ikan kering, yang termurah adalah 60.000 Won atau Rp 699.000 (kurs 1 Won per hari ini: Rp 11,65) dan harga termahal 100.000 Won (Rp 1.165.000).
Meskipun terdapat penjual ikan dan jajanan makanan lainnya, tetapi tidak ada lalat berkerumun seperti pemandangan di lapak ikan pada umumnya. Barangkali karena pengarush cuaca, ataukah ada alat pengusir lalat di pasar atau karena memang pasarnya yang bersih sehingga lalat enggan berseliweran di Dongmun Market ini.
Jeruk asli Pulau Jeju adalah lapak yang paling mendominasi. Menempati lokasi di sekitar pintu masuk dan memanjakan mata sepanjang sisi kanan-kiri jalan masuk pasar. Jeruk-jeruknya sangar segar. Diatur dengan rapi dalam wadah yang rapi dan menjaga mutu jeruknya. Tapi, sekali lagi, harganya sedikit menggoyang isi dompet.Â
Terakhir, tanpa mengesampingkan ratusan lapak tradisional lainnya, lapak penjual pakaian, kosmetik, cafe dan kios peralatan rumah tangga, lapak penjual aneka ragam merchandise khas Pulau Jeju banyak menyapa di Dongmun Market. Gantungan kunci, jepit rambut, bonek, topi, kacamata dan masih banyak lagi seolah meronta untuk kami beli.
Harga terjangkau banyak tersedia. Tetapi, wajib selektif memilih barang, terutama membaca statu barang, apakah buatan asli Korea atau buatan Cina, Vietnam, Thailand dan negara lainnya. Bagaimana pun, barang-barang produk Negeri Tirai Bambu banyak tersebar di pulau Jeju.
Puas menjelajahi pasar traditional Dongmun Market, salah satu ikon kota tua Jeju City, tanpa membeli satu item pun sudah cukup memuaskan saya. Meskipun hanya berstatur window shopping di pasar Dongmun, tetapi banyak hal yang saya pelajari. Budaya jalan kaki, menenteng tas/keranjang belanja oleh para pria adalah hal lumrah di sini.
Dongmun traditional market di pusat kota tua Jeju City ini adalah salah satu tempat yang wajib dikunjungi ketika berada di Pulau Jeju. Dijamin tidak akan kelelahan berkeliling pasar. Mata akan dimanjakan oleh ribuan item dagangan menarik dan budaya warga lokalnya. Setiap penjual sangat sopan menawarkan barang dagangannya. Meskipun saya sendiri tidak paham bahasa mereka, tetapi sebenarnya mereka mengajak pengunjung untuk melihat barang dagangan.
Penataan pasar adalah hal yang luar biasa di sini. Cara pemerintah dan warga Korea Selatan, khususnya di Pulau Jeju ini perlu dicontoh oleh pelaku-pelaku pasar tradisional di Indonesia. Jalanan pasar yang lebar, bersih, asri dan tertib. Suasana pasar yang padat pengunjung pun tak membuat gerah karena tersedianya pipa-pipa pemacar uap pendingin jalanan pasar.Â
Pengelolaan limbah pasar berupa saluran air pun sangat modern di pasar Dongmun, tak ada bau menyengat sama sekali. Tak kalah penting, pengelolaan sampah di dalam dan di luar kompleks pasar. Ketika suasana pasar nyaman bagi pengunjung dan pedagang, maka akan banyak mengundang calon pembeli.Â