Sekitar seratusan siswa dari kelas 1-3 mengikuti kuis Golden Bell. Kuis dibuka dengan satu pertanyaan pemanasan yang dibacakan oleh bapak M. Jufrianto. Pertanyaannya tentang ibu kota negara Indonesia, yakni Jakarta. Ternyata nama Jakarta sangat populer di telinga siswa. Jawaban mereka benar semua.
Selanjutnya, pertanyaan menantang pertama adalah nama lengkap kepala sekolah. Mungkin karena soalnya dalam bahasa Inggris, sehingga beberapa anak tidak mengenali nama kepala sekolahnya. Padahal, tiga kata dari nama kepala sekolah hanya diputar tempatnya.
Hana - dul - set... one - two - three ....
Jawaban diangkat siswa. Rasa deg-deg-an menghinggapi setiap siswa manakala jawaban akan dibuka dengan hitungan mundur bunyi bel. Pokoknya sangat seru.
Keunikan dari kuis Golden Bell ini adalah siswa yang jawabannya salah akan keluar dari lokasi kuis. Tetapi, masih akan diberi kesempatan untuk masuk kembali menantang peserta yang jawabannya selalu benar lewat babak semacam playoff.
Sebelum babak playoff dimulai, panitia memberikan kesempatan kepada dua siswa untuk menghibur peserta. Suara mereka sangat merdu dan sangat menjiwai lagunya. Pemandu kuis menanyakan judul lagu yang dinyanyikan dan juga menyampaikan makna lirik lagunya dalam kehidupan sehar-hari.Â
Oleh karena bahasa Inggris termasuk rumit bagi siswa Korea, Mr. Ahn Ui-ryong selalu memberikan petunjuk menggunakan bahasa Korea. Kecuali soal kuis, ia tidak menerjemahkannya.
Ternyata, seusai lagu dinyanyikan, ada soal kejutan. Dua soal kuis berikutnya adalah menebak judul lagu. Peserta pun berteriak histeris ketika salah menebak kebenaran judul lagu.
Lambat laun, peserta yang bisa bertahan makin menipis. Panitia memutuskan peserta yang sudah kalah beruntun, bisa kembali ke rumah.Â
Kuis selalu diberikan hingga tersisa dua peserta di babak penentuan juara. Benar-benar menguji adrenalin siswa.Â