Sampah makanan sisa adalah tantangan kecil yang bisa merepotkan saat tinggal di apartemen kota Jeju. Jika disimpan lama di kamar, menimbulkan bau tidak sedap dan mengundang serangga khas sampah.Â
Membuang sampah sisa makanan setiap hari akan menguras saldo T-Money. Sehingga, saya menerapkan belanja ikan, daging, daging ayam tanpa tulang (biasanya tersedia di supermarket Martro), udang, gurita, dan sayuran segar. Dengan demikian kemungkinan tak ada sisa untuk sampah.Â
Penting pula untuk makan secukupnya saja, agar makanan tidak disisakan.
Kurangi Sampah Basah
Produksi sampah yang banyak setiap hari akan merepotkan. Terutama sampah basah. Sampah basah biasanya bersumber dari sisa ikan basah, tulang dari daging dan sisa sayuran. Sehingga, ketika berbelanja wajib selektif memperhatikan sampah yang dihasilkan. Jika hanya kertas, plastik dan botol plastik, masih bisa disimpan lama di kamar dan dibuang pada hari tertentu sesuai dengan klasifikasinya.
Jalan Kaki
Untuk menghemat biaya transportasi, jalan kaki adalah solusi terbaik ketika berada di kota Jeju. Tak perlu sungkan untuk memanfaatkan kekuatan kaki untuk beraktifitas dan menjelajahi kota Jeju karena warga di sini memiliki budaya jalan kaki. Keuntungan lain dari berjalan kaki adalah tubuh makin sehat karena terjadi pembakaran kalori setiap hari.Â
Demikianlah pengalaman saya sejauh ini dalam menghemat biaya hidup di kota metropolitan, Kota Jeju. Semoga bermanfaat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H