Mohon tunggu...
Yulius Roma Patandean
Yulius Roma Patandean Mohon Tunggu... Guru - English Teacher (I am proud to be an educator)

Guru dan Penulis Buku dari kampung di perbatasan Kabupaten Tana Toraja-Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan. Menyukai informasi seputar olahraga, perjalanan, pertanian, kuliner, budaya dan teknologi.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Nuwemaru Street, Pusat Wisata Kuliner dan Belanja bagi Pejalan Kaki di Kota Jeju

5 September 2024   14:12 Diperbarui: 5 September 2024   16:32 36
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Nuwemaru Street didominasi oleh restoran. Bagi pelancong atau turis non-Muslim, akan sangat dimanjakan oleh sajian kuliner khas Korea Selatan dengan bahan baku utama daging babi. Restoran dengan beragam olahan babi ini mendominasi restoran yang ada. 

Selebihnya adalah restoran dengan makanan khas Korea dengan bahan baku hasil laut. Tersedia lobster, udang, kepiting dan gurita raksasa yang masih hidup dalam akuarium. 

Untuk bisa merasakan sensasi kuliner di kompleks pedestrian Nuwemaru Street wajib merogoh isi dompet tebal-tebal. Berdasarkan harga yang terpampang, rata-rata makanan dihargai antara kisaran 12.000 won hingga 30.000 won atau sekitar Rp 168.000 - Rp 420.000.

Khusus bagi pengunjung Muslim, tersedia satu restoran halal. Memang, sangat sulit untuk menemukan restoran atau warung makan yang menyajikan makanan halal di kota Jeju. 

Lokasi restoran India berada di pertengahan kompleks pedestrian. Jika mengambil arah dari Sammu Park, restoran India yang menyajikan makanan halal ini berada di sebelah kiri. Pada kompleks bangunan, restorannya ada di lantai 2. Terdapat papan nama kecil berwarna hitam dengan tulisan  putih bertuliskan halal food Indian Restaurant. 

Saya tidak sempat masuk di dalamnya. Tetapi, tampak dari arah jalan bahwa untuk masuk restoran halal ini, pengunjung harus melewati tangga sempit yang sedikit temaram. 

Keberuntungan tetaplah berpihak bagi saya meskipun tak bisa menikmati kuliner khas Korea di Nuwemaru Street. Oleh karena rekan saya, M. Jufrianto adalah seorang Muslim, maka saya pun berusaha untuk tidak membeli dan mengonsumsi makanan non halal selama kami tinggal di kota Jeju. 

Memang, hampir seluruh penjuru kota Jeju dan wilayah sekitarnya didominasi oleh restoran. Namun, jika ingin menikmati suasan santai berjalan  kaki dan menyususri setiap pertokoan yang ada dengan santai, Nuwemaru Street adalah pilihannya.

Menjelajahi spot wisata pedestrian ini ternyata membuat saya memproduksi lebih dari 3.000 langkah. Tak ada rasa capek terbayar dengan keindahan gemerlapnya lampu kota jeju.

Memasuki bulan September, Nuwemaru Street, semakin padat pengunjung. Para turis mulai berdatangan di Pulau Jeju. Awal September sampai akhir November adalah salah satu waktu terbaik mengunjungi Pulau Jeju. Cuaca pada waktu tersebut tidak terlalu panas mengingat waktu untuk musim gugur akan segera dimulai. Jika beruntung, saya bisa menikmati masa turun salju selama 10 hari nanti di bulan November. 

Ini adalah momen bersejarah bisa berada di kota Jeju selama 3 bulan ke depan. Terima kasih untuk APCEIU (Asia Pacific Center of Education for International Understanding)-UNESCO, Ministry of Education Korea Selatan dan Ditjen GTK Kemdikbudristek Republik Indonesia yang telah memberikan kesempatan bersejarah ini melalui program Asia Pacific Teacher Exchange 2024. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun