Semburan kabut penyejuk jalan ini turut pula memberikan keindahan pemandangan di malam hari. Perpaduan kabut dan gemerlapnya lampu jalanan menambah kemegahan suasana Nuwemaru Street.
Nuwemaru Street didominasi oleh restoran. Bagi pelancong atau turis non-Muslim, akan sangat dimanjakan oleh sajian kuliner khas Korea Selatan dengan bahan baku utama daging babi. Restoran dengan beragam olahan babi ini mendominasi restoran yang ada.Â
Selebihnya adalah restoran dengan makanan khas Korea dengan bahan baku hasil laut. Tersedia lobster, udang, kepiting dan gurita raksasa yang masih hidup dalam akuarium.Â
Untuk bisa merasakan sensasi kuliner di kompleks pedestrian Nuwemaru Street wajib merogoh isi dompet tebal-tebal. Berdasarkan harga yang terpampang, rata-rata makanan dihargai antara kisaran 12.000 won hingga 30.000 won atau sekitar Rp 168.000 - Rp 420.000.
Khusus bagi pengunjung Muslim, tersedia satu restoran halal. Memang, sangat sulit untuk menemukan restoran atau warung makan yang menyajikan makanan halal di kota Jeju.Â
Lokasi restoran India berada di pertengahan kompleks pedestrian. Jika mengambil arah dari Sammu Park, restoran India yang menyajikan makanan halal ini berada di sebelah kiri. Pada kompleks bangunan, restorannya ada di lantai 2. Terdapat papan nama kecil berwarna hitam dengan tulisan  putih bertuliskan halal food Indian Restaurant.Â
Saya tidak sempat masuk di dalamnya. Tetapi, tampak dari arah jalan bahwa untuk masuk restoran halal ini, pengunjung harus melewati tangga sempit yang sedikit temaram.Â
Keberuntungan tetaplah berpihak bagi saya meskipun tak bisa menikmati kuliner khas Korea di Nuwemaru Street. Oleh karena rekan saya, M. Jufrianto adalah seorang Muslim, maka saya pun berusaha untuk tidak membeli dan mengonsumsi makanan non halal selama kami tinggal di kota Jeju.Â
Memang, hampir seluruh penjuru kota Jeju dan wilayah sekitarnya didominasi oleh restoran. Namun, jika ingin menikmati suasan santai berjalan  kaki dan menyususri setiap pertokoan yang ada dengan santai, Nuwemaru Street adalah pilihannya.
Menjelajahi spot wisata pedestrian ini ternyata membuat saya memproduksi lebih dari 3.000 langkah. Tak ada rasa capek terbayar dengan keindahan gemerlapnya lampu kota jeju.