Mohon tunggu...
Yulius Roma Patandean
Yulius Roma Patandean Mohon Tunggu... Guru - English Teacher (I am proud to be an educator)

Guru dan Penulis Buku dari kampung di perbatasan Kabupaten Tana Toraja-Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan. Menyukai informasi seputar olahraga, perjalanan, pertanian, kuliner, budaya dan teknologi.

Selanjutnya

Tutup

Raket Pilihan

Olimpiade Paris 2024: Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto Tersingkir

1 Agustus 2024   20:52 Diperbarui: 2 Agustus 2024   06:21 102
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kontingen bulutangkis Indonesia sepertinya bersiap gigit jari di Olimpiade Paris 2024. Jangankan medali emas, peluang untuk meraih medali perunggu pun sudah semakin menipis.

Salah satu andalan Indonesia yang masih tersisa di babak perempatfinal, ganda putra Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto harus mengubur mimpi meraih medali. 

Pasangan ganda putra yang akrab disapa FajRi, kalah dari unggulan pertama asal Cina, Liang Weikeng/Wang Chang. Meskipun mampu memaksakan deuce, FajRi takluk straight set, 22-24 dan 20-22.

Sejak set pertama pasangan Liang/Wang tampil solid dan mendominasi paruh permainan. Walaupun sempat ketat pada skor 5-6, Liang/Wang mampu menekan FajRi. Turun minum di paruh set pertama, pasangan unggulan utama ganda putra ini sudah unggul 5-11 atas FajRi.

FajRi yang menduduki peringkat ketujuh BWF, sebenarnya memberikan perlawanan sengit di set pertama. Tercatat mereka tiga kali menyamakan skor, yakni 17-17, 20-20 dan 22-22 sebelum menyerah 22-24.

Kondisi yang identik terulang di set kedua. FajRi sempat memberikan asa menyamakan kedudukan ketika memenangi paruh set kedua dengan skor 11-10.

Kedua pasangan bermain ketat dengan skor 16-15 sebelum Liang/Wang membalikkan keadaan menjadi 18-19.

Kejar mengejar skor terjadi hingga skor imbang pada posisi deuce 20-20. Namun, pada akhirnya, ganda putra nomor satu dunia, Liang/Wang sukses mengunci poin pada skor 20-22. Fajar/Rian secara resmi tersingkir dari persaingan menuju babak selanjutnya.

Kalahnya pasangan Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto makin memperpanjang rekor kegagalan di sektor ganda putra di Olimpiade. Artinya, sudah empat periode Olimpiade, sektor ganda putra mengalami kekeringan prestasi. Bahkan untuk raihan medali perunggu pun sudah menanti 16 tahun.

Kali terakhir Indonesia merasakan medali emas ganda putra adalah di Olimpiade Beijing 2008. Saat itu, pasangan Markis Kido/Hendra Setiawan sukses mempersembahkan satu-satunya medali emas untuk kontingen Indonesia.

Padahal selama ini, sektor ganda putra selalu menjadi andalan Indonesia di Olimpiade sebagai penyumbang medali emas. Di Olimpiade Atlanta 1996, Rexy Mainaky/Ricky Subagja. Lalu di Olimpiade Sydney 2000, Tony Gunawan dan Chandra Wijaya dan Markis Kido/Hendra Setiawan di Beijing 2008.

Adapun tunggal putra berjaya lewat Alan Budi Kusuma (Barcelona, 1992) dan Taufik Hidayat (Athena, 2004). Sementara sektor tunggal putri lewat Susi Susanti (Barcelona, 1992).

Kini, harapan satu-satunya tim bulutangkis adalah di sektor tunggal putri. Gregoria Mariska Tunjung masih akan bersaing di babak 16 besar. Namun, Jorji juga tak menghadapi lawan yang mudah. Jorji akan berjumpa tunggal putri Korea, Kim Ga Eun. 

Akankah Jorji mampu menyamai pencapaian pendahulunya, Susi Susanti? Ataukah kontingen bulutangkis akan gigit jari di Olimpiade untuk pertama kalinya sepanjang sejarah?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Raket Selengkapnya
Lihat Raket Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun