Meskipun terbilang menantang, tetapi akses jalan sudah memadai. Jalan beton telah mendominasi rute menuju Lembang Bau mulai dari Buakayu.
Wisata alam adalah tawaran utama selama melakukan perjalanan di seantero Lembang Bau. Tebing Romantis Kendenan menyambut di perbatasan Buakayu-Bau. Selanjutnya sepanjang rute perjalanan sudah sangat dimanjakan dengan pesona alam perbukitan dan sabana luas.Â
Jalan berliku perpaduan rabat beton dan jalan tanah sedikit menguji adrenalin, terutama di musim hujan. Tetapi sekali lagi, ini adalah tambahan pengalaman menjelajah Lembang Bau.
Jika beruntung, wisatawan bisa bertemu sekelompok warga yang akan melakukan perburuan ternak liar untuk ditangkap. Ternak ini diburu untuk dijual atau untuk memenuhi kebutuhan upacara adat.
Seperti daerah lain di Toraja, upacara Rambu Solo' (kedukaan) bisa menjadi daya tarik wisata di Lembang Bau. Tradisi dan pelaksanaan di sana memiliki keunikannya tersendiri.
Prosesi berhari-hari masih mempertahankan tradisi nenek moyang dengan pengaruh kepercayaan alukta berpadu dengan ajaran ke-Kristenan.Â
Tantangan besar pemerintah dan warga Lembang Bau dalam mengembangkan potensi pariwisata di sana adalah pengelolaan. Kontrol terhadap pengunjung wajib diperkuat dengan pendekatan kearifan lokal agar perilaku membuang sampah serampangan, tindakan mural dan kegiatan yang tak berpihak pada kelestarian alam lainnya perlu diperkuat.
Jadi, desa wisata Lembang Bau bisa memberikan paket komplit perjalanan wisata dengan tawaran alam, budaya, tradisi, kehidupan dan bahkan edukasi akan pentingnya menjaga alam di tengah modernisasi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H