Mohon tunggu...
Yulius Roma Patandean
Yulius Roma Patandean Mohon Tunggu... Guru - English Teacher (I am proud to be an educator)

Guru dan Penulis Buku dari kampung di perbatasan Kabupaten Tana Toraja-Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan. Menyukai informasi seputar olahraga, perjalanan, pertanian, kuliner, budaya dan teknologi.

Selanjutnya

Tutup

Home Pilihan

Rumah Impian Minimalis Perpaduan Gaya Modern dan Tradisional

29 Juni 2024   05:40 Diperbarui: 29 Juni 2024   11:46 76
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Rumah pribadi sementara dalam pembangunan (atap merah). Sumber: dokumentasi pribadi.

Membangun rumah adalah salah satu program pokok dalam kehidupan seseorang, baik ketika ia masih membujang maupun setelah berkeluarga. Ada pula yang lebih cenderung memilih rumah jadi, dengan membeli rumah.

Bagi saya, rumah dimaknai  sebagai tempat khusus di mana fungsinya bukan hanya sebagai tempat untuk tidur dan beristirahat.

Sebagai orang Toraja, memiliki sebuah rumah perlu mempertimbangkan fungsinya di luar kebutuhan pribadi.

Saat ini saya sedang membangun sebuah rumah dengan konsep minimalis. Saya tipe orang yang menyukai suasana tenang dengan udara sejuk dan pepohonan.

Lokasi pembangunan rumah ada di kampung, di tanah milik pribadi dan berada di tengah-tengah perkebunan cengkeh di atas bukit.

Konsep rumah modern saya terapkan. Saya mengambil inspirasi dari rumah-rumah modern dan minimalis di internet. Dari pilihan model yang saya pilih, selanjutnya dipadukan dengan konsep tradisional rumah adat Toraja.

Mempertimbangkan fungsinya kelak, luas lokasi, posisi bangunan dan terutama biaya, saya pun merancang rumah minimalis impian saya. Rumah satu lantai dengan tiga kamar tidur, ruang tamu dan ruang keluarga. Dapur dan ruang makan digabung. 

Khusus dapur dan ruang makan, nantinya memiliki view yang menarik. Pemandangan rangkaian pegunungan Latimojong akan menjadi tambahan kenikmatan kopi pagi saya nantinya.  

Dengan pendekatan rumah gaya modern dan minimalis dengan tambahan model rumah khas Toraja di bagian depan, ada sedikit penambahan gaya atap tongkonan yang disebut "porrok seba". Nantinya, bagian atap yang sedikit menonjol  di depan ini akan diberi ukiran khas Toraja. 

Saya meminta ipar saya untuk menyiapkan desain gambarnya. Ia adalah alumni teknik sipil yang sudah biasa menggambar desain bangunan.

Alasan saya tidak membangun rumah bertingkat atau berukuran besar adalah selain keterbatasan biaya, saya lebih cenderung melihat fungsinya kelak. Kami hanya berempat, jadi rumah tak terlalu besar sudah cukup.

Dalam pemikiran saya, sebuah rumah minimalis dengan penataan ruang yang baik akan terlihat luas. 

Khusus kamar tidur pribadi, saya rancang agak luas. Hal ini mempertimbangkan kebiasaan bekerja yang membutuhkan ruang buat meja dan perangkat komputer. Selain itu, saya merancang kamar pribadi memiliki perpustakaan mini. Maklum, saya senang membeli dan mengoleksi buku.

Ruang keluarga dirancang agak luas pula. Ini untuk memenuhi fungsi rumah orang Toraja yang sering digunakan sebagai tempat pertemuan keluarga, sarana ibadah dan kegiatan lainnya. Di ruang ini, tak perlu kursi dan meja, dibiarkan terbuka saja dengan gaya duduk melantai. 

Ruang tamu dibuat mungil dengan pendekatan minimalis. Cukup satu stel perangkat kursi tamu minimalis dari kayu jati.

Saya sudah meminta tukang agar memberikan sentuhan ornamen minimalis agar rumah mungil impian saya ini benar-benar memenuhi gaya hunian impian yang telah dirancang. Termasuk nantinya pemilihan jenis dan warna cat yang mendukung pendekatan minimalis.

Pencahayaan rumah rumah secara alami juga penting. Artinya, penempatan jendela dan ventilasi benar-benar tepat sehingga cahaya dalam ruangan tidak tergantung pada sumber listrik saja.

Ketersediaan sumber air adalah salah satu pertimbangan lokasi membangun rumah. Secara khusus ketersediaan air tanah atau sumur. Nah, meskipun lokasi rumah ada di atas bukit, tetapi ada sumber  air yang tersedia sepanjang  tahun. 

Pertimbangan berikutnya adalah saya menginginkan halaman yang luas. Bukan hanya sebagai tempat parkir. Saya menyukai kehadiran udara segar. 

Halaman luas dan terbuka juga menjadi lahan bermain anak. Saya dan anak pun biasa camping di halaman rumah. Pagi harinya seolah kita ada di atas awan karena pemandangan kabut tebal yang hampir ada setiap pagi.

Halaman yang luas juga memiliki fungsi lain di masa depan. Sangat memudahkan ketika ada kegiatan sosial seperti acara kedukaan, ucapan syukur dan perkawinan. Apalagi, orang Toraja masih cenderung mempertahankan tradisi mengadakan resepsi perkawinan di halaman rumah sendiri. Ya, hitung-hitung bermanfaat pula buat tetangga terdekat.

Intinya, rumah dibangun untuk ketenangan penghuninya beristirahat dan berkomunikasi. Selain itu, rencana pembangunan rumah perlu mempertimbangkan fungsi dan kekuatan dana sehingga bisa lebih maksimal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Home Selengkapnya
Lihat Home Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun