Mohon tunggu...
Yulius Roma Patandean
Yulius Roma Patandean Mohon Tunggu... Guru - English Teacher (I am proud to be an educator)

Guru dan Penulis Buku dari kampung di perbatasan Kabupaten Tana Toraja-Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan. Menyukai informasi seputar olahraga, perjalanan, pertanian, kuliner, budaya dan teknologi.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Mendadak Berprestasi di Jalur PPDB Jalur Prestasi

27 Juni 2024   05:48 Diperbarui: 27 Juni 2024   23:38 268
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Verifikasi berkas PPDB. (Sumber: Dokumentasi Pribadi.)

Mendadak "berprestasi". Inilah kata yang paling tepat disematkan untuk seleksi PPDB sekolah negeri Jalur Prestasi. Beragam upaya dilakukan oleh sejumlah calon peserta didik agar bisa mendapatkan prestasi akademik dan non akademik secara instan.

PPDB jalur prestasi yang saat ini sedang berproses di Provinsi Sulawesi Selatan adalah jalur terakhir yang dibuka di masa PPDB jenjang SMA. Jalur ini tidak dibatasi zona lagi. Syarat mengikuti jalur ini adalah rata-rata keseluruhan nilai raport mulai dari semester 1 hingga 5.

Jika memiliki sertifikat juara lomba akademik dan non akademik akan lebih bagus lagi. Peluang untuk lolos jalur prestasi akan terbuka lebar jika calon peserta didik baru memiliki sertifikat juara lomba.

Kuota jalur prestasi tidak sebanyak jalur zonasi dan afirmasi. Hanya sekitar 15% dari total kuota di setiap sekolah negeri. Oleh karena sedikitnya kuota, maka persaingan memperebutkan kursi pun makin ketat.

Ketatnya persaingan tidak hanya pada rata-rata nilai rapor. Melainkan juga pada sertifikat lomba akademik dan non akademik.

Maka bermunculanlah sertifikat "juara lomba" secara instan. Demi memuluskan peluang lolos pada SMA negeri unggulan di kota, banyak calon peserta didik baru yang mendadak juara olimpiade pelajar tingkat nasional. 

Bukan hanya tingkat nasional, sertifikat serupa juga dibuat mulai dari tingkat kabupaten dan provinsi. Yang paling banyak adalah sertifikat peraih medali emas, perak dan perunggu Olimpiade pelajar SMP tingkat nasional.

Pada sistem PPDB online, setiap calon peserta didik baru bisa memilih maksimal tiga sekolah pilihan. Masalah muncul di sini. Sekolah yang ada pada pilihan kedua akan menjadi tumpahan calon peserta didik baru yang tidak memenuhi kuota di sekolah pilihan pertama. Hal ini pun berlaku untuk sekolah pilihan ketiga. 

Pada sekolah pilihan pertama, sudah pasti nilai dan skor prestasi paling tinggi di sana. Semakin tinggi skor yang diinput, semakin besar pula peluang pergeseran perangkingan terjadi. 

Hingga hari terakhir, menjelang penutupan verifikasi berkas, masih terjadi perubahan input kejuaraan dari sejumlah siswa. Akibatnya, perangkingan pun selalu berubah. Hampir setiap jam ada perubahan. 

Ada dampak lain yang ditimbulkan oleh perilaku mendadak "berprestasi" ini. Calon peserta didik yang memang secara akademik berprestasi dan selalu ranking di sekolahnya pada akhirnya harus tergusur ke sekolah lain. 

Jika ia sudah masuk dalam kuota di sekolah pilihan pertamanya, ia pun harus rela terlempar lagi atau tidak masuk kuota lagi karena tergeser oleh calon peserta didik lain yang terverifikasi di sekolah lain pula. 

Rata-rata pemilik sertifikat kejuaraan instan adalah mereka yang masuk titipan khusus. Secara akademik rata-rata nilai rapornya ada di bawah 85. Tetapi memiliki sertifikat peraih medali emas Olimpiade tingkat nasional. 

Keunikan lain mendadak "berprestasi" ini adalah sertifikat juara yang dimasukkan adalah Olimpiade secara online. Penyelenggaranya adalah kampus dan lembaga tertentu. Sertifikat didownload. Dan memang sertifikat tersebut bisa didapatkan secara free. Ada juga yang bisa diedit.

Ada kecenderungan lain yang terjadi terkait penginputan kategori juara-juara lomba akademik dan non akademik. Yakni, operator dan admin PPDB di sekolah pilihan pertama bisa melakukan editing atau mengubah data juara di akun siswa. Tanpa ada bukti sertifikat atau piagam juara pun, admin PPDB bisa mengubahnya. 

Perubahan data tidak hanya terjadi pada sertifikat dan piagam juara. Indikasi pemalsuan rata-rata nilai rapor per semester pun bisa dilakukan, baik oleh calon peserta didik baru maupun oleh operator dan admin PPDB di sekolah. Lagi-lagi, demi meloloskan anak tertentu. Verifikasi hanya formalitas saja antara anak dan operator di sekolah. 

Informasi terkait editing data oleh admin sekolah pernah disampaikan oleh admin PPDB provinsi. Setiap pembatalan dan perubahan data bisa dilakukan lewat admin tingkat sekolah. Nah, di sinilah titik rawannya PPDB jalur prestasi. Masifnya tekanan pejabat publik akan calon peserta didik titipan, keluarga pimpinan, komite, rekan guru hingga kebutuhan panitia itu sendiri rentan menggoyang integritas operator dan admin untuk melakukan tindakan mendadak "berprestasi".

Sehingga, integritas dan kejujuran para operator dan admin PPDB di sekolah memang dituntut. Polemik jalur zonasi dan prestasi selalu terjadi karena sebenarnya sumber masalah itu bisa dari dalam lingkungan internal. 

Selaku panitia PPDB di sekolah, saya sempat bertanya kepada satu calon peserta didik baru. Ia memiliki rata-rata nilai 82. Memiliki tiga sertifikat peraih medali Olimpiade online tingkat nasional. Waktu saya interogasi, ia hanya tersipu malu. 

Tips Menguji Keaslian Prestasi

Terdapat beberapa cara yang saya tempuh untuk membuktikan keaslian prestasi calon peserta didik, terutama yang juara lomba Olimpiade tingkat nasional. 

  • Menanyakan dan meminta bukti surat tugas dari sekolahnya.
  • Meminta informasi kepada kepala sekolah, wali kelas, guru mapel atau kepada tekan sesamanya dari satu sekolah. 
  • Meminta dokumentasi keikutsertaan lomba, baik secara offline maupun online. Jika ikut secara offline, biasanya ada foto peserta dengan ID Card dan kegiatan di ruangan beserta spanduk kegiatan. Ada pula dokumentasi penyerahan medali atau piala. Sementara jika ikut secara online, maka ada ditunjukkan dengan dokumentasi keikutsertaan secara online, berupa undangan dari panitia lomba yang memuat jadwal dan tautan virtual. Selain itu, ada dokumentasi berupa screenshoot kegiatan. Ada pula grup WhatsApp atau Telegram peserta. Terkait sertifikat, tautan untuk mengunduh sertifikat kejuaraan wajib ditunjukkan calon peserta didik. 
  • Meminta nomor peserta, nomor handphone dan email panitia lomba. 

Jawaban yang banyak diberikan calon peserta didik baru adalah mereka ikut kegiatan Olimpiade lewat informasi dari Instagram. Maka, saya pun meminta bukti flyer kegiatannya. Berikut bukti twibbon atau aksi nyata peserta di beranda IG panitia lomba. 

Ada pula temuan saya, di mana oknum dinas setempat mengeluarkan piagam penghargaan lomba tingkat kabupaten dan provinsi demi memuluskan langkah PPDB. Untuk kasus seperti ini, bisa diminta bukti penyerahan piagam dan foto-foto ketika anak bersangkutan sedang bertanding. Atau minimal ada foto anak menggunakan seragam kontingen daerahnya.

Jika menggunakan perasaan, maka kita tentu berharap upaya yang dilakukan anak tertentu untuk mendadak berprestasi dibolehkan agar ia bisa lolos. Tetapi jika memegang integritas dan keadilan, maka sebaiknya anak yang mendadak berprestasi ditolak berkasnya dan minta ia memasukkan data aslisesuai rapor dan fakta-fakta lain yang relevan. 

Tidak semua kasus mendadak berprestasi ini terjadi. Hanya terindikasi di sekolah-sekolah favorit dan unggulan siswa di kota. Kecanggihan teknologi editing tentunya banyak dimanfaatkan untuk mendapatkan selembar bukti prestasi instan. 

Sementara sekolah-sekolah di pinggiran kota dan pedesaan, pada umumnya masih kekurangan calon peserta didik baru, bahkan ada pula sekolah yang masih nihil pendaftarnya.

Singkatnya, perilaku mendadak "berprestasi" ini banyak merugikan di PPDB jalur prestasi. Perlu evaluasi ke depan dan ketegasan serta integritas dari semua pihak, termasuk orang tua/wali, calon peserta didik baru dan panitia.

Evaluasi penting untuk PPDB sekolah negeri pada tahun mendatang, khususnya jalur prestasi adalah agar memisahkan jalur prestasi akademik dan non akademik. Oleh karena jalur ini digabungkan, maka banyak anak yang sebenarnya unggul secara kognitif dari nilai akademik berdasarkan nilai rapor tetapi harus tersingkir dari perankingan karena tergeser anak yang memiliki sertifikat atau piagam juara lomba. 

Sebaiknya pula, seleksi tidak dibuka untuk sekolah pilihan kedua, agar tidak merugikan sekolah lainnya. Lalu, semua persyaratan benar-benar yang sesuai dengan data rapor dan fakta lomba di lapangan. 

Langkah Strategis Disdik Provinsi Sulawesi Selatan

Dinas Pendidikan Provinsi Sulawesi Selatan selaku penyelenggara PPDB jenjang SMA langsung mengambil langkah strategis terkait adanya indikasi penggunaan sertifikat/piagam penghargaan yang tidak sesuai atau fiktif. Melalui Surat Edaran Nomor: 421/6634/DISDIK Tentang Verifikasi Faktual pada PPDB SMA Tahun 2024 Jalur Prestasi Provinsi Sulawesi Selatan. 

Surat Edaran Kedisdik Provinsi Sulawesi Selatan tentang verifikasi faktual PPDB Jalur Prestasi. Sumber: Dokumentasi Pribadi.
Surat Edaran Kedisdik Provinsi Sulawesi Selatan tentang verifikasi faktual PPDB Jalur Prestasi. Sumber: Dokumentasi Pribadi.

Iqbal Nadjamuddin selaku Kepala Dinas Pendidikan memerintahkan semua Kepala Cabang Dinas Wilayah untuk melakukan verifikasi faktual terhadap sertifikat/piagam penghargaan yang diterima dalam proses pendaftaran dan verifikasi berkas. Apabila ditemukan pelanggaran, maka pihak sekolah berhak untuk menggugurkan calon peserta didik yang melakukan pelanggaran.

Untuk memaksimalkan verifikasi faktual ini, maka dilakukan pengunduran waktu rapat penentuan kelulusan hingga selesainya verifikasi faktual dilakukan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun