Mohon tunggu...
Yulius Roma Patandean
Yulius Roma Patandean Mohon Tunggu... Guru - English Teacher (I am proud to be an educator)

Guru dan Penulis Buku dari kampung di perbatasan Kabupaten Tana Toraja-Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan. Menyukai informasi seputar olahraga, perjalanan, pertanian, kuliner, budaya dan teknologi.

Selanjutnya

Tutup

Halo Lokal Artikel Utama

Pergerakan Ekonomi Lewat Bisnis Hewan Kurban di Toraja

11 Juni 2024   06:30 Diperbarui: 11 Juni 2024   07:55 403
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Seekor hewan kurban yang ditambatkan di sebuah pekarangan warga. (Sumber: Dokumentasi pribadi)

Untuk pergerakan jual-beli hewan kurban di Toraja, tidak mengenal adanya pasar tumpah hewan kurban atau pembukaan lokasi khusus hewan kurban. Karakter jual-belinya adalah orang yang butuh hewan kurban akan mencari sendiri ke kampung-kampung di sekitar Toraja. Sekali lagi, pembeli hewan kurban biasanya pula sudah mendapatkan informasi sejak lama tentang keberadaan dan kondisi hewan.

Hewan kurban berupa kambing paling jauh didatangkan dari Kecamatan Alla, Baroko, dan Curio di Kabupaten Enrekang. Sisanya dari peternak lokal. Harganya pun masih harga kekeluargaan. Berkisar antara 3-6 juta, tergantung dari jenis kambingnya. Kambing lokal biasanya lebih murah.

Ciri khas sapi dan kambing untuk kurban di Toraja, biasanya sudah diikat atau ditambatkan di halaman rumah warga terdekat dari sebuah masjid. Saat ini, sapi untuk kurban sudah mulai menampakkan diri. 

Seperti yang saya jumpai di sekitar masjid yang ada di jalan akses bandara Toraja di Mengkendek. Sudah ada sapi yang ditambatkan di halaman belakang sekolah. Dari warna kulit yang cerah dan bersih, sapi tersebut berasal dari warga lokal.

Tak ada pemeriksaan hewan kurban yang dibeli dari warga lokal. Pemahaman tradisional bahwa makanan sapi-sapi lokal adalah rumput liar di alam atau rumput yang memang ditanam warga. Tak ada pemberian ampas tahu atau asupan lain. 

Pihak terkait hanya memeriksa beberapa hewan kurban yang masuk dari luar Toraja. Biasanya petugas langsung memeriksa hewan kurban tersebut di halaman masjid.

Di gerbang perbatasan kabupaten pun telah siaga petugas dari dinas kesehatan untuk mengecek hewan kurban yang masuk ke Toraja. Tetapi sejauh ini aman karena hewan tersebut tak seberapa saja. Hanya permintaan orang tertentu. 

Lebaran haji tetap menjadi berkah bagi lokal Toraja, baik yang Muslim maupun non Muslim dari hasil penjualan hewan kurban. Dalam hal perayaan pun, warga non Muslim adalah yang paling banyak hadir. Hal ini dikarenakan oleh masih kuatnya toleransi terhadap pluralisme di Toraja.

Saya yakin, tradisi memanfaatkan sapi dan kambing lokal Toraja masih akan dipertahankan hingga puluhan tahun ke depan selama warga masih aktif mengembangbiakkan sapi dan kambing di perkampungan dengan metode tradisional yang telah turun-temurun.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Halo Lokal Selengkapnya
Lihat Halo Lokal Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun