Salah satunya adalah ecopreneur. Di Tana Toraja, wirausahasan berwawasan lingkungan sudah ada dalam kurun waktu sepuluh tahun terakhir. Ada yang bergerak di bidang eco tourism dan eco farming.Â
Eco tourism menawarkan pekerjaan yang terkait dengan pengelolaan wisata berbasis lingkungan. Konsep ini dilakukan oleh Kampung Inggris di kecamatan Rembon. Perkampungan mini yang dibangun dengan tema alam, tidak hanya dimanfaatkan  sebagai sarana belajar bahasa Inggris. Bapak Natsir selaku pengelola bahkan menawarkan wisata alam di lokasi yang dipadukan dengan eco farming. Ada aksi nyata pertanian ramah lingkungan di dalamnya.Â
Lalu, ada Ghitari Coffee Plantation yang digagas dan dibangun oleh alm. Insmerda Lebang di kecamatan Sangalla. Pensiunan Polri inilah yang memulai membuka wisata berbasis alam dan pertanian di Toraja lebih sepuluh tahun yang lalu. Ia menggabungkan konsep eco tourism dengan eco farming.Â
Konsep yang sama pula kini sedang dikembangkan oleh pemilik usaha transportasi darat di Toraja, Manggala Trans. Di kampung Uluway Barat, Kecamatan Mengkendek, telah dibangun lokasi eco wisata dan eco farming yang dinamai Bukit Manggala. Pengunjung akan menikmati wisata kebun jeruk, merica, cengkeh, kolam ikan, dll yang ramah lingkungan. Konsepnya hijau dan membelajarkan pengunjung.Â
Selanjutnya pengusaha kebun sayur hidroponik. Tanpa mereka sadari, aktifitasnya yang memanfaatkan lahan sempit di sekitar rumah telah menghasilkan jutaan rupiah dan ikut membantu pelestarian lingkungan. Â Konsep bertani hidroponik ini sudah banyak dikelola oleh warga di kota Makale. Ada yang digagas pensiunan guru dan dosen.Â
Demi meningkatkan peluang kerja angkatan muda Indonesia, pemerintah perlu mengajak perguruan tinggi untuk membuka jurusan yang terkait dengan green jobs. Demikian pula dengan kurikulum di tingkat persekolahan 12 tahun. Wajib memuat tentang masa depan karir green jobs. Sehingga, aksi-aksi yang terkait dengan pelestarian lingkungan tidak lagi dipandang sebagai tindakan sukarela dari sekelompok orang.Â
Ke depan, profesi daur ulang sampah tidak lagi dipandang sebelah mata. Atau profesi penghijauan tidak lagi dilihat sebagai aksi amal semata. Namun, dibalik aksi-aksi tersebut, terdapat cuan yang membuat sejahtera finansial.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H