Mohon tunggu...
Yulius Roma Patandean
Yulius Roma Patandean Mohon Tunggu... Guru - English Teacher (I am proud to be an educator)

Guru dan Penulis Buku dari kampung di perbatasan Kabupaten Tana Toraja-Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan. Menyukai informasi seputar olahraga, perjalanan, pertanian, kuliner, budaya dan teknologi.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Membaca Karir Green Jobs Berbasis Kelestarian Lingkungan

9 Juni 2024   05:06 Diperbarui: 10 Juni 2024   17:47 87
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Diolah dari coaction.id

Setiap tahun ratusan ribu lulusan sarjana dicetak oleh perguruan tinggi di Indonesia. Keberadaan angkatan muda calon pekerja potensial ini sangat diharapkan oleh keluarga dan bangsa untuk menjadi penyokong kemajuan pembangunan manuaia. 

Rata-rata latar belakang kelahlian pada sarja kita tidak terlalu jauh dari belasan mata pelajaran yang dipelajari sejak SD hingga SMA. Dalam pandangan saya, sarjana paling dominan adalah calon guru, petugas kesehatan, ekonomi, hukum, pertanian dan rumpun teknik. Dalam hal pencarian bidang pekerjaan, PNS, ASN, pekerja tambang, pelaut, polisi, tentara, dokter, karyawan swasta tetapi menjadi buruan turun-temurun. 

Di tengah industrialisasi dan digitalisasi, bidang pekerjaan lawas pun masih menjadi tujuan akhir para sarjana. Misalnya bekerja di tambang atau berlayar sebagai pelaut siang malam demi mengumpulkan rupiah. 

Pertambangan misalnya, banyak memberikan dampak buruk bagi lingkungan. Khususnya yang tak terkelola secara legal. Bahkan tambang legal pun ada yang berkontribusi atas kerusakan lingkungan. 

Kerusakan lingkungan menuntut adanya tindakan agar bisa lestari. Nah, peluang kerja terbuka di sini. Di era modern saat ini, hampir seluruh penjuru dunia mengampanyekan keselamatan bumi. Pegiat konservasi alam, baik di darat maupun lautan semakin meningkat. Banyak tenaga profesional sudah terlibat di sana. 

Mereka bukan bekerja sebagai pekerja amal atau sekedar bergerak melindungi alam. Mereka bertindak sebagai pekerja green jobs. Mungkin istilah ini belum populer. Tetapi di luar negeri, hal ini bisa menjadi karir yang membuat mapan. 

Green jobs menawarkan peluang kerja yang terkait dengan pelestarian alam. Selain sebagai ahli konservasi, green jobs juga terkait dengan pekerjaan teknis seperti tenaga ahli pemasangan instalasi tenaga surya, pertanian hidroponik, petani urban, dll. 

Intinya, green jobs adalah pekerjaan yang akan banyak berkontribusi pada pengurangan emisi karbon di masa mendatang. Bidang pekerjaannya bertujuan pula untuk menjaga kehidupan berkelanjutan dan meningkatkan nilai ekonomi melalui pembukaan lapangan kerja baru yang terkait dengan pelestarian alam. 

Mengutip International Labour Organization (ILO), green jobs adalah gerakan perekonomian dari masyarakat untuk melestarikan lingkungan pada generasi saat ini dan generasi mendatang. Terdapat lima tujuan pokok dari green jobs ini, yakni (1) melindungi dan memulihkan ekosistem, (2) memingkatkan efisiensi energi dan bahan baku, (3) meminimalisir limbah dan polusi dari proses produksi, (4) membatasi emosi gas rumah kaca, dan (5) mendukung adaptasi terhadap perubahan iklim. 

Saat ini, profesi yang terkait dengan karir green jobs sudah mulai banyak bermunculan di tengah masyarakat. Hanya saja belum terlalu banyak diminati, tidak sepopuler karir sebagai dokter atau PNS. 

Salah satunya adalah ecopreneur. Di Tana Toraja, wirausahasan berwawasan lingkungan sudah ada dalam kurun waktu sepuluh tahun terakhir. Ada yang bergerak di bidang eco tourism dan eco farming. 

Eco tourism menawarkan pekerjaan yang terkait dengan pengelolaan wisata berbasis lingkungan. Konsep ini dilakukan oleh Kampung Inggris di kecamatan Rembon. Perkampungan mini yang dibangun dengan tema alam, tidak hanya dimanfaatkan  sebagai sarana belajar bahasa Inggris. Bapak Natsir selaku pengelola bahkan menawarkan wisata alam di lokasi yang dipadukan dengan eco farming. Ada aksi nyata pertanian ramah lingkungan di dalamnya. 

Lalu, ada Ghitari Coffee Plantation yang digagas dan dibangun oleh alm. Insmerda Lebang di kecamatan Sangalla. Pensiunan Polri inilah yang memulai membuka wisata berbasis alam dan pertanian di Toraja lebih sepuluh tahun yang lalu. Ia menggabungkan konsep eco tourism dengan eco farming. 

Konsep yang sama pula kini sedang dikembangkan oleh pemilik usaha transportasi darat di Toraja, Manggala Trans. Di kampung Uluway Barat, Kecamatan Mengkendek, telah dibangun lokasi eco wisata dan eco farming yang dinamai Bukit Manggala. Pengunjung akan menikmati wisata kebun jeruk, merica, cengkeh, kolam ikan, dll yang ramah lingkungan. Konsepnya hijau dan membelajarkan pengunjung. 

Selanjutnya pengusaha kebun sayur hidroponik. Tanpa mereka sadari, aktifitasnya yang memanfaatkan lahan sempit di sekitar rumah telah menghasilkan jutaan rupiah dan ikut membantu pelestarian lingkungan.  Konsep bertani hidroponik ini sudah banyak dikelola oleh warga di kota Makale. Ada yang digagas pensiunan guru dan dosen. 

Demi meningkatkan peluang kerja angkatan muda Indonesia, pemerintah perlu mengajak perguruan tinggi untuk membuka jurusan yang terkait dengan green jobs. Demikian pula dengan kurikulum di tingkat persekolahan 12 tahun. Wajib memuat tentang masa depan karir green jobs. Sehingga, aksi-aksi yang terkait dengan pelestarian lingkungan tidak lagi dipandang sebagai tindakan sukarela dari sekelompok orang. 

Ke depan, profesi daur ulang sampah tidak lagi dipandang sebelah mata. Atau profesi penghijauan tidak lagi dilihat sebagai aksi amal semata. Namun, dibalik aksi-aksi tersebut, terdapat cuan yang membuat sejahtera finansial. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun