Nah, di teras rumah itulah first date perdana kami. Memanfaatkan suasana yang ada kala itu. Ada sebuah meja kecil dengan empat buah kursi. Dia menawarkan minuman, dan saya menikmati suguhan kopi perdana dari "mantan pacar" yang kini menjadi ibu dari dua orang anak yang dikaruniakan Tuhan kepada kami.Â
Sekitar 2 jam kami berbincang tentang sekolah, pekerjaan dan banyak lagi. Tak ada makanan khusus, hanya beberapa potong gorengan. Tak ada basa-basi untuk pacaran lebih lama. Saya langsung ditantang untuk melamar. Selanjutnya, proses pacaran singkat berjalan dan saya menemui orang tuanya di perumahan sekolah tempat mereka mengabdi.Â
Tak perlu pengantar ke kampung. Saya langsung ke sana, bertemu bapaknya dan menyampaikan niat mulia itu.
Demikianlah pengalaman first date pertama saya dengan wanita yang telah menjadi jodoh dan kini menjadi istri saya. Pacaran yang sesungguhnya baru kami jalani setelah hidup bersama dalam ikatan perkawinan yang resmi. Perkenalan singkat, to the point dan berhasil membina rumah tangga.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H