Bahan-bahan wedang uwuh adalah sekumpulan rempah-rempah. Mereka di antaranya jahe merah, secang, cengkeh, kayu manis, serai, kapulaga, pala dan gula batu. Semua bahannya baki dalam kondisi kering.Â
Meskipun wedang uwuh ini adalah minuman tradisional berbahan rempah, tetapi saya salut dengan pendekatan penjualannya. Pertama, Â paket bungkusannya dari bahan plastik tebal dan bening dengan sistim kedap udara. Kedua, sudah memiliki izin sebagai produk industri rumah tangga. Ketiga, memiliki label halal dan nomor ID dari Majelis Ulama Indonesia dan keempat, memanfaatkan teknologi digital dalam pemasarannya.Â
Berdasarkan informasi pada cover paket Jamuning, satu sachet wedang uwuh dapat dinikmati dengan cara diseduh dengan air panas sebanyak satu gelas (300 ml). Cara lainnya adalah dengan cara direbus dalam air mendidih selama kurang lebih 3 menit.Â
Seketika saat membuka sachet, aroma khas perpaduan serai dan cengkeh sudah tercium. Aroma ini makin tajam manakala telah diseduh. Warna airnya merah bening menyerupai sirup. Perpaduan aroma wangi semua bahan baku benar-benar terasa ketika sudah diseduh.Â
Aroma dan warna air wedang mengundang selera untuk meminumnya. Rasa hangat dari jahe dan cengkeh memberikan sensasi hangat di leher hingga perut. Sensasi ini sangat terasa saat diminum hangat. Badan terasa hangat efek dari jahe, cengkeh dan serai. Sebelum membasahi tenggorokan pun, sensasi hangat wedang sudah terasa.Â
Saya belum pernah menikmati minuman berbahan jamu. Dengan adanya wedang uwuh ini, maka menjadi catatan sejarah perjalanan hidup saya. Akhirnya bisa menikmati kamu tradisional.Â
Mengutip informasi dari Sibakul Jogja, wedang uwuh memiliki sejumlah manfaat dan khasiat. Selain menghagantkan tubuh, juga berkhasiat membantu mengobati asam urat. Selain itu, membantu mencegah penyakit jantung, mengobati batuk dan pilek, menangkal radikal bebas, dan meningkatkan kekebalan tubuh.Â
Saya sendiri pernah terkena asam urat sekitar tiga tahun yang lalu. Sejauh ini, paket wedang uwuh yang ada saya nikmati setiap pagi. Kondisi cuaca di Toraja yang dingin, terlebih saat ini dalam suasana musim hujan sangat cocok.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H