Lalu, ketika Massimiliano Allegri kembali menjadi manajer Juventus pada periode kedua sejak musim 2021, Juventus berada di titik lemah. Megabintang Cristiano Ronaldo sudah tidak ada, pun demikian dengan sederet bintang lain yang hengkang dan pensiun.
Juventus nirgelar sejak kedatangan Allegri pada tahun 2021, sebelum pecah telur menjuarai Coppa Italia musim 2023/2024. Kondisi naik dan turun permainan Juventus di bawah Allegri berimbas pada inkonsistensi di atas lapangan dan harmonisasi di ruang ganti.Â
Masalah terberat Juventus adalah ketika terbukti bersalah dalam kasus plusvalenza. Juventus harus rela menerima pengurangan poin di kompetisi liga. Selain itu, Juventus juga mendapat sanksi tidak boleh berlaga di kompetisi Eropa.Â
Badai cedera pemain juga menerpa Allianz Arena dalam dua musim terkahir. Alhasil, permainan Juventus tidak stabil. Sempat memberikan harapan di awal paruh kedua musim ini dengan mampu merangsek posisi kedua klasemen sementara menempel Inter Milan, tiba-tiba Juventus kembali pada masalah klasik, sulit meraih kemenangan.Â
Sempat terjun bebas dari runner-up di klasemen sementara hingga menjelang tutup musim karena lebih sering bermain imbang. Juventus punya harus bersaing ketat dengan tim Bologna untuk memperebutkan satu tiket otomatis ke Liga Champions Eropa musim depan.Â
Raihan gelar Coppa Italia ini diharapkan mampu menjadi pendongkrak moral para pemain Juventus untuk menutup musim ini dengan maksimal. Tak kalah penting, Juventus mampu tampil konsisten musim depan, baik di kompetisi domestik maupun di kompetisi Eropa.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H