Mohon tunggu...
Yulius Roma Patandean
Yulius Roma Patandean Mohon Tunggu... Guru - English Teacher (I am proud to be an educator)

Guru dan Penulis Buku dari kampung di perbatasan Kabupaten Tana Toraja-Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan. Menyukai informasi seputar olahraga, perjalanan, pertanian, kuliner, budaya dan teknologi.

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Pilihan

Juventus Juara Coppa Italia 2024 di Tengah Inkonsistensi

16 Mei 2024   09:14 Diperbarui: 16 Mei 2024   09:54 327
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Juventus merayakan gelar juara Coppa Italia 2024. Sumber: Diolah dari X @juventusfcid

Juventus berhasil mencatatkan diri sebagai juara Coppa Italia atau Piala Italia musim 2023/2024. Pada babak final yang digelar di Stadion Olimpico, Roma (Kamis dini hari WIB, 16/5/2024), Juventus mengalahkan Atalanta dengan skor tipis 1-0. 

Satu-satunya gol kemenangan Juventus dicetak oleh striker Dusan Vlahovic pada awal anak pertama, tepatnya pada menit ke-4. Vlahovic memanfaatkan ruang jebakan offside untuk memperdaya kiper Atalanta. Memanfaatkan umpan terukur Andrea Cambiaso, Vlahovic menjebol gawang La Dea lewat tembakan keras kaki kanannya. 

Juventus tertekan sepanjang laga. Atalanta lebih mendominasi permainan. Beruntung, pakem catenaccio khas Italia yang dimainkan Max Allegri mampu meredam serangan Atalanta.

Meskipun terus ditekan, tetapi Juventus efektif dalam memanfaatkan serangan balik dan menciptakan peluang. Sebenarnya, Juventus mampu mencetak dua gol dari kontribusi Vlahovic. Hanya saja, satu golnya pada menit ke-72 dianulir oleh wasit setelah terbukti offside dari pemeriksaan VAR. Fabio Miretti juga hampir mencetak gol pada menit ke-84. Namun, tembakan kerasnya masih membentur mistar gawang. 

Dusan Vlahovic bersama trofi perdananya berseragan Juventus. Sumber: Diolah dari X @juventusfcid
Dusan Vlahovic bersama trofi perdananya berseragan Juventus. Sumber: Diolah dari X @juventusfcid

Ini adalah gelar ke-15 klub berjuluk Si Nyonya Tua sepanjang sejarah keikutsertaan di Coppa Italia. Gelar ini sekaligus menahbiskan Juventus sebagai klub paling sukses atau paling banyak meraih gelar Coppa Italia. 

Khusus bagi Dusan Vlahovic, striker Serbia ini berhasil memberikan trofi pertama bagi Juventus semenjak pindah dari Fiorentina. Ini adalah gelar perdana baginya di kota Turun. 

Bagi Juventus, gelar Coppa Italia ini adalah gelar penyejuk dahaga setelah terakhir kali meraih trofi bergengsi  empat tahun silam. Inkonsistensi dan sederet masalah menghampiri Juventus sejak menuntaskan raihan sembilan kali juara Serie A Liga Italia secara beruntun. 

Pelatih Max Allegri pun menorehkan sejarah manis atas gelar Coppa Italia ini. Pelatih dengan ciri khas senyum dan kepala plontos ini menjadi satu-satunya pelatih yang pernah meraih lima kali juara. Artinya, Allegri adalah pelatih tersukses di kejuaraan ini. 

Luar biasanya, semua gelar Coppa Italia yang diraih Allegri dilakukan hanya pada satu klub, yakni Juventus. Kala itu, Allegri menukangi Juventus pada periode pertama, musim 2014-2019. Allegri meraih gelar Coppa Italia pada musim 2014/2015, 2015/2016, 2016/2017 dan 2017/2018. 

Lalu, ketika Massimiliano Allegri kembali menjadi manajer Juventus pada periode kedua sejak musim 2021, Juventus berada di titik lemah. Megabintang Cristiano Ronaldo sudah tidak ada, pun demikian dengan sederet bintang lain yang hengkang dan pensiun.

Pelatih Juventus, Massimiliano Allegri. Sumber: Diolah dari X @juventusfcen
Pelatih Juventus, Massimiliano Allegri. Sumber: Diolah dari X @juventusfcen

Juventus nirgelar sejak kedatangan Allegri pada tahun 2021, sebelum pecah telur menjuarai Coppa Italia musim 2023/2024. Kondisi naik dan turun permainan Juventus di bawah Allegri berimbas pada inkonsistensi di atas lapangan dan harmonisasi di ruang ganti. 

Masalah terberat Juventus adalah ketika terbukti bersalah dalam kasus plusvalenza. Juventus harus rela menerima pengurangan poin di kompetisi liga. Selain itu, Juventus juga mendapat sanksi tidak boleh berlaga di kompetisi Eropa. 

Badai cedera pemain juga menerpa Allianz Arena dalam dua musim terkahir. Alhasil, permainan Juventus tidak stabil. Sempat memberikan harapan di awal paruh kedua musim ini dengan mampu merangsek posisi kedua klasemen sementara menempel Inter Milan, tiba-tiba Juventus kembali pada masalah klasik, sulit meraih kemenangan. 

Sempat terjun bebas dari runner-up di klasemen sementara hingga menjelang tutup musim karena lebih sering bermain imbang. Juventus punya harus bersaing ketat dengan tim Bologna untuk memperebutkan satu tiket otomatis ke Liga Champions Eropa musim depan. 

Raihan gelar Coppa Italia ini diharapkan mampu menjadi pendongkrak moral para pemain Juventus untuk menutup musim ini dengan maksimal. Tak kalah penting, Juventus mampu tampil konsisten musim depan, baik di kompetisi domestik maupun di kompetisi Eropa. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun