Mohon tunggu...
Yulius Roma Patandean
Yulius Roma Patandean Mohon Tunggu... Guru - English Teacher (I am proud to be an educator)

Guru dan Penulis Buku dari kampung di perbatasan Kabupaten Tana Toraja-Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan. Menyukai informasi seputar olahraga, perjalanan, pertanian, kuliner, budaya dan teknologi.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Miniatur Indonesia di Seleksi Indonesian-Korean Teacher Exchange 2024

30 April 2024   20:34 Diperbarui: 7 Mei 2024   18:55 1278
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Program Indonesian-Korean Teacher Exchange (IKTE) 2024 sedang menyelenggarakan seleksi kepada 38 calon peserta. Ditjen GTK Kemdikbudristek selaku penyelenggara awalnya memanggil 40 calon peserta yang telah lolos seleksi administrasi tahap pertama. Tetapi 2 orang mengundurkan diri dan tak datang di Hotel Horison Ciledug, Jakarta Selatan.

Kegiatan seleksi IKTE berlangsung selama 4 hari, yakni 29 April hingga 2 Mei 2024. Setelah calon peserta menyelesaikan tes bahasa Inggris di hari pertama, mereka wajib mengikuti psikotes pada hari kedua. Sebanyak 3 sesi psikotes mereka lewati.

Pada hari yang sama, dilanjutkan dengan salah satu tes utama IKTE 2024, yakni resentasi seni budaya dan wawancara. Kedua tes ini berlangsung di empat ruangan pada lantai 2 Hotel Horison. 

38 peserta tersisa dari jenjang SD, SMP, SMA dan SMK terbagi ke dalam dua kelas dengan penguji berbeda-beda. Pada tes presentasi seni budaya, 19 peserta menggunakan pakaian adat dari daerahnya masing-masing. Kostum yang ditampilkan menunjukkan miniatur Indonesia dari sisi keragaman budaya. 

Aneka corak, bahan, model, gaya dan cara presentasi seni telah menunjukkan kekayaan Indonesia, khususnya dari wilayah tengah dan timur Indonesia. Penampilan maksimal para calon peserta IKTE 2024 dari para guru-guru terbaik ini sekaligus memberikan gambaran pluralisme Indonesia.

Ada pakaian khas Bali, Kupang, Rote, Alor, Bajawa, Maumere, Sumba, Ternate, Gorontalo, Dayak, Makassar, Bugis, dll. Yulius Roma Patandean yang berasal dari Tana Toraja menggunakan pakaian khas Toraja, seppa tallu  buku (celana), baju do'doan (pakaian), sambu' (sarung) dan taliga' (ikat kepala).

Berfoto bersama sebelum presentasi seni budaya. Sumber: dok. pribadi.
Berfoto bersama sebelum presentasi seni budaya. Sumber: dok. pribadi.

19 orang calon peserta IKTE 2024 menuntaskan presentasi dan wawancara seputar seni budaya dan kuliner khas daerah. Provinsi Sulawesi Selatan mengirimkan 6 guru sebagai calon peserta IKTE 2024. Terdiri atas 1 orang guru dari jenjang pendidikan dasar dan 5 guru dari jenjang pendidikan menengah.

Mewakili Tana Toraja, Yulius Roma Patandean mempresentasikan tarian pa'tirra', permainan tradisional ma'timba dan kuliner pa'piong bale karappe. Tarian dan permainan tradisional ditampilkan langsung di depan dewan juri.

Muhammad Jufrianto dari SMAN 3 Takalar adalah perwakilan pertama dari Sulawesi Selatan yang mempresentasikan seni dan budaya khas Takalar. Ia menampilkan tarian Cule Lipa',  tarian Gandrang Bulo yang dipadukan dengan permainan tradisional Dende-Dende. Selain itu, bapak Jufrianto yang akrab disapa Daeng Anto juga menampilkan kuliner khas Mi Titti'.

Bapak Kalis Sogen sedang memainkan alat musik gambus khas Lembata. Sumber: dok. pribadi.
Bapak Kalis Sogen sedang memainkan alat musik gambus khas Lembata. Sumber: dok. pribadi.

Salah satu calon peserta dari Provinsi Nusa Tenggara Timur, Kalis Sogen (SMAN 1 Lebatukan, Lembata) menampilkan permainan alat musik gambus, tarian Hedung (tarian penyambutan tamu), dan anyaman daun lontar.

Presentasi menggunakan bahasa Inggris. Bukan hanya konten utama yang dipresentasikan, tetapi juga menguat pada filosofi, bahan baku, sejarah, manfaat dan keterkaitan dengan pembelajaran.

Foto bersama dengan juri setelah presentasi seni budaya. Sumber: dok. pribadi
Foto bersama dengan juri setelah presentasi seni budaya. Sumber: dok. pribadi

Dua orang juri yang disiapkan panitia benar-benar menggali informasi seakurat mungkin dari setiap peserta seleksi. Mereka pun menggunakan bahasa Inggris. Hanya pada hal-hal tertentu saja, penjelasan dan pertanyaan dibawa ke dalam bahasa Indonesia.

Para juri sangat ramah, friendly dan komunikatif. Demikian halnya dengan panitia penyelenggara dari Ditjen GTK Kemdikbudristek. Mereka sangat profesional. 

Presentasi seni budaya dan kuliner pun menampilkan miniatur Indonesia. Program IKTE memang menganjurkan calon peserta untuk menguasai beberapa seni budaya. Bukan hanya dari daerahnya sendiri, tetapi juga diharapkan mampu menunjukkan budaya dari daerah lain di Indonesia. Hal ini bertujuan untuk memperkenalkan Indonesia kepada pelajar Korea Selatan dari segi seni budaya nantinya.

Proses seleksi pada tes presentasi seni budaya dan wawancara masih akan dilanjutkan pada hari ketiga. Secara pribadi, saya mendapatkan pengalaman berharga dari presentasi seni budaya. Saya bisa menyampaikan sejumlah hal detail tentang budaya Toraja, yang mana memperkaya pengetahuan bagi dewan juri juga. 

Ditjen GTK akan menjaring 38 calon peserta menjadi 12 peserta yang akan mengikuti program pertukaran guru Indonesia-Korea 2024.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun