Salah satu calon peserta dari Provinsi Nusa Tenggara Timur, Kalis Sogen (SMAN 1 Lebatukan, Lembata) menampilkan permainan alat musik gambus, tarian Hedung (tarian penyambutan tamu), dan anyaman daun lontar.
Presentasi menggunakan bahasa Inggris. Bukan hanya konten utama yang dipresentasikan, tetapi juga menguat pada filosofi, bahan baku, sejarah, manfaat dan keterkaitan dengan pembelajaran.
Dua orang juri yang disiapkan panitia benar-benar menggali informasi seakurat mungkin dari setiap peserta seleksi. Mereka pun menggunakan bahasa Inggris. Hanya pada hal-hal tertentu saja, penjelasan dan pertanyaan dibawa ke dalam bahasa Indonesia.
Para juri sangat ramah, friendly dan komunikatif. Demikian halnya dengan panitia penyelenggara dari Ditjen GTK Kemdikbudristek. Mereka sangat profesional.Â
Presentasi seni budaya dan kuliner pun menampilkan miniatur Indonesia. Program IKTE memang menganjurkan calon peserta untuk menguasai beberapa seni budaya. Bukan hanya dari daerahnya sendiri, tetapi juga diharapkan mampu menunjukkan budaya dari daerah lain di Indonesia. Hal ini bertujuan untuk memperkenalkan Indonesia kepada pelajar Korea Selatan dari segi seni budaya nantinya.
Proses seleksi pada tes presentasi seni budaya dan wawancara masih akan dilanjutkan pada hari ketiga. Secara pribadi, saya mendapatkan pengalaman berharga dari presentasi seni budaya. Saya bisa menyampaikan sejumlah hal detail tentang budaya Toraja, yang mana memperkaya pengetahuan bagi dewan juri juga.Â
Ditjen GTK akan menjaring 38 calon peserta menjadi 12 peserta yang akan mengikuti program pertukaran guru Indonesia-Korea 2024.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H