Mohon tunggu...
Yulius Roma Patandean
Yulius Roma Patandean Mohon Tunggu... Guru - English Teacher (I am proud to be an educator)

Guru dan Penulis Buku dari kampung di perbatasan Kabupaten Tana Toraja-Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan. Menyukai informasi seputar olahraga, perjalanan, pertanian, kuliner, budaya dan teknologi.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Perjalanan Terberat Menuju Kecamatan Simbuang (Bagian 3)

28 Maret 2024   08:27 Diperbarui: 30 Maret 2024   08:29 929
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Kami memang tak puasa pak, menyesuaikan dengan kondisi."

Di sela-sela menunggu dalam kegelapan, muncul dua pengendara motor trail. Ternyata mereka adalah guru-guru dari SMA Kristen Miallo. Mereka akan kembali ke kota Makale. Satu orang adalah kepala sekolah di sana. Dan istimewanya lagi, saya bertemu ibu guru yang dibonceng pak kepsek yang mana ia adalah siswa saya dulu. 

Miallo adalah nama kampung di Kecamatan Mappak. Ini adalah lokasi yang belum pernah saya kunjungi. Masih sekitar satu jam perjalanan dari Puangbembe untuk sampai ke sana. Pak kepsek yang belum sempat saya tanyakan namanya tetapi sudah mengenal saya, meminta untuk diberikan pembekalan seputar kurikulum merdeka dan pendidikan guru penggerak. Saya menyanggupinya dan mengajak pak kepsek menjadwalkannya seusai ujian sekolah dan lebaran. Mungkin ini akan menjadi kesempatan saya untuk berkunjung pertama kali ke Kecamatan Mappak yang juga berbatasan langsung dengan Kabupaten Mamasa. 

Kata pak kepsek, mereka lama bergelut dengan jalan di sekitar Puangbembe. Di sana berlumpur dan menyerupai kubangan. Kami berbincang sekitar 10 menit hingga akhirnya jalan bisa dilewati oleh pengendara motor setelah mobil pick up berusaha menepi di tanjakan. 

Pagar pembatas ternak liar (sulu') di kampung Leppan. Sumber: dok. pribadi
Pagar pembatas ternak liar (sulu') di kampung Leppan. Sumber: dok. pribadi
Saya pamit ke pengemudi pick up meskipun mobil mereka masih terjebak di tanjakan Leppan. Target saya, bisa tiba di Puangbembe dengan selamat. Masih ada satu tanjakan lagi di kampung Petarian yang wajib saya taklukkan dengan hati-hati. 

Sekitar 300 meter berlalu, raungan motor trail terhenti oleh pagar pembatas ternak liar. Sulu' ini sedikit ada di tanjakan dan menikung. Ya, kaki pendek saya lagi-lagi teruji. Saya sedikit terbantu oleh jalan yang sudah dirawat beton. 

Sepertinya ini sulu' terbaru. Belum terpasang dua minggu lalu. Saya harus membukanya sendiri karena tak ada lintasan motor di samping sulu'. Buka dan tutup sulu' wajib dilakukan agar ternak liar tak merusak tanaman warga sekitar.

Waktu terus berjalan, kubangan berlumpur berkali-kali membuat motor berenang. Cipratan air dan lumpur sudah terasa menembus sepatu boot. Tambahan sepertinya ada semut menggigit betis kiri saya. Saya cuma berusaha memencet betis yang perih agar semutnya mati. 

(Bersambung)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun