Bobot sampah rapat secara nyata bertambah. Persoalan bertambah ketika kegiatan rapat diselenggarakan dengan menumpangnpada gedung sekolah dan sejenisnya.
Sampah-sampah ditumpuk di emper dan halaman. Jujur, tingkat kesadaran peserta rapat masih rendah, bahkan ketika pesertanya dari kalangan pendidik sekalipun.
Sampah sisa snack dan makanan dibiarkan begitu saja teronggok di meja, kolong meja, sudut ruangan, emper dan halaman. Padahal, di sekitar lokasi sudah ada petunjuk untuk membuang sampah pada tempatnya.Â
Kondisi dan perilaku seperti inilah yang menjadi tantangan sendiri bagi saya selaku koordinator guru penggerak dan koordinator pengajar praktik angkatan 9 di Kabupaten Tana Toraja. Perlu kebesaran hati, inisiatif dan ajakan yang harmonis agar masalah sampah bisa teratasi setelah kegiatan.Â
Kegiatan Lokakarya Pendidikan Guru Penggerak tidak terpisahkan dari sesi pemberian paket snack dan makan siang kepada peserta, yakni Calon Guru Penggerak (CGP). Oleh karena latar belakang CGP yang beragam, maka perlakuan pada sampah pun ikut bervariasi.Â
Dalam hal menumbuhkan kepedulian terhadap sampah di lokasi lokakarya, saya selalu mengajak rekan-rekan pengajar praktik untuk menjadi inisiator menangani sampah.
Tindakan langsung memungut dan mengumpulkan sisa snack dan makanan langsung kami lakukan setelah agenda kegiatan berakhir. Dos snack dan nasi kami sortir.
Jika sisa snack masih layak konsumsi, kami satukan di wadah yang bersih. Demikian halnya dengan air kemasan gelas yang belum diminum.
Untuk sisa paket nasi, sisanya juga kami kumpulkan. Jika ada rekan yang berniat membawa pulang sisa makanan untuk diberikan kepada hewan peliharaan, kami fasilitasi.Â
Di sekitar lokasi kegiatan tak terhindarkan pula dari kehadiran anjing peliharaan warga sekitar. Agar sampah tidak berserakan, maka sisa nasi dan lauk disatukan pada tempat tertentu sehingga anjing-anjing tadi bisa menikmatinya dengan nyaman.Â
Sampah berupa kemasan air mineral, stereoform dan kotak dari kertas kami kumpulkan di halaman belakang yang juga adalah tempat pengumpulan sampah. Selanjutnya kami bakar agar terhindar dari berserakannya sampah tersebut dari aksi hewan liar.Â