Mohon tunggu...
Yulius Roma Patandean
Yulius Roma Patandean Mohon Tunggu... Guru - English Teacher (I am proud to be an educator)

Guru dan Penulis Buku dari kampung di perbatasan Kabupaten Tana Toraja-Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan. Menyukai informasi seputar olahraga, perjalanan, pertanian, kuliner, budaya dan teknologi.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Cara Warga Simbuang Merawat Sawah Tradisional

17 Maret 2024   17:11 Diperbarui: 18 Maret 2024   15:22 522
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kumpulan persawahan tadah hujan di kampung Sa'dan, Lembang Makkodo, Simbuang. Sumber: dokumentasi pribadi.

Kumpulan persawahan tadah hujan di kampung Sa'dan, Lembang Makkodo, Simbuang. Sumber: dokumentasi pribadi.
Kumpulan persawahan tadah hujan di kampung Sa'dan, Lembang Makkodo, Simbuang. Sumber: dokumentasi pribadi.

Pola penggarapan  sawah masih dikelola secara tradisional. Membajak dengan bantuan kerbau mungkin masih ada warga Simbuang yang melakukannya. Akan tetapi melihat ukuran petak sawah yang ada, maka proses mencangkul secara manual yang lebih mendominasi. 

Tak ada mesin traktor yang membajak sawah. Traktor tak bisa dioperasikan pada lahan sawah di Simbuang yang lebarnya mulai dari 30 cm hingga 4 meter. Kalaupun ada yang lebar ukurannya, hanya beberapa petak saja. Biasanya petak sawah yang ada di posisi paling bawah yang agak lebar. 

Sangat jarang ditemui sawah dengan ukuran yang luas. Pemandangan sawah yang bisa diolah dengan traktor hanya ada di kampung Sa'dan, Lembang (desa) Makkodo yang lokasinya tepat di pinggir sungai Masuppu'. Selebihnya sawah dengan lebar sempit dan memanjang mengikuti lereng perbukitan.

Kunci dari masih terpeliharanya sawah tadah hujan di seantero Kecamatan Simbuang adalah masih terpeliharanya kearifan lokal mereka. Mungkin pola dan caranya terlihat unik dan agak ribet bagi masyarakat umum, tetapi sekali lagi ini adalah kekayaan bangsa Indonesia yang wajib dijaga dan dilestarikan.

Jika kurikulum pendidikan saat ini mengenal kolaborasi, maka sebenarnya warga Kecamatan Simbuang telah mempraktekkan kolaborasi ini dalam sistem kehidupan mereka yang unik dan kompleks dan sejatinya adalah praktek baik dari Appreciative Inquiry (AI).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun