Seandainya proyek ini terus dilanjutkan hingga rampung, maka waktu tempuh bisa dipersingkat lagi ketika menuju kecamatan Simbuang. Walau demikian, sisa peninggalan proyek mangkrak ini tetap membantu aksesibilitas dan mobilitas warga Simbuang.Â
Mendekati titik utama proyek jalan mangkrak, saya mendapati sebuah mobil Toyota Kijang Innova warna hitam tengah melaju perlahan menuruni jalan yang berbatu. Kecepatan motor saya pun melambat karena susah mendahului. Mobil tersebut hanya membuat sopir dan sejumlah buah durian. Saya takjub juga, akhirnya ada mobil kota masuk jalur pedalaman.Â
Pemandangan ini membuat pikiran saya menerawang. Jangan-jangan akses jalan ke Simbuang memang sudah bagus.Â
Awan gelap mulai menutupi langit ketika saya diberi jalan oleh pengendara Innova. Beruntung, saya sudah berpakaian lengkap untuk menghadapi musim hujan. Sepatu boot dan mantel hujan memang sudah saya kenalan sejak awal. Sepatu boot banyak membantu saya untuk berpijak ke tanah mengingat motor trail yang saya kendarai sedikit tanggung.Â
Jalan selebar 10 hingga 12 meter akhirnya saya temui. Pemandangan terbuka ditemani tiupan angin dihiasi suara gemuruh jeram sungai Massuppu'. Saya berhenti sejenak menikmati salah satu bentangan alam di wilayah Kecamatan Simbuang. Bentang pegunungan berhiaskan pohon pinus.Â
Sayup-sayup gemuruh suara mobil Innova terdengar. Saya segera bersiap melanjutkan perjalanan. Jam tangan sudah menunjukkan pukul 6 petang. Meski demikian, langit masih cerah. Jalan lebar saya nikmati dengan sedikit memacu motor trail agak kencang.Â
Jalan lebar tersebut tetap wajib dilalui dengan penuh kehati-hatian. Beberapa titik sudah mulainrusak tergerus air hujan. Selokan besar mulai terbentuk di tengah jalan dan sisi jalan. Bahkan ada yang sangat dalam.Â
Ujung jembatan  sungai Massuppu' menyambut saya tanda segera memasuki kampung Sa'dan di Lembang Makkodo. Sejumlah bendera partai peserta Pemilu menghiasi kedua sisi jembatan. Di ujungnya terdapat beberapa baliho alat peraga kampanye. Tak ada rumah satupun di sana, tapi niat parpol dan caleg mungkin memperkenalkan diri bagi warga yang biasa beristirahat di ujung jembatan.Â
Akses jalan di kampung Sa'dan tak berbeda jauh ketika saya melaluinya pada bulan November lalu. Oleh karena musim hujan, ada tambahan tantangan, yakni sejumlah kubangan berlumpur di tengah jalan. Sekali lagi, saya beruntung mengendarai motor jenis trail. Ban besar dan bergigi serta body motor yang tanggung ternyata memudahkan saya untuk melewati jalan berbatu, menanjak dan berlumpur. Sepatu boot saya sudah jadi lumpur. Termasuk bagian bawah celana mantel saya. Sejumlah lumpur pun terciprat ke bagian depan helm saya.Â
Pukul 6.15 petang saya berhenti sejenak mendinginkan mesin motor. Tepatnya di bukit yang menghadap ke satu-satunya kompleks persawahan di kampung Sa'dan. Katanya tidak lengkap perjalanan ke Simbuang jika tak singgah sejenak di tempat ini. Sekitar 5 menit saya istirahat dan minum air. Seorang warga pulang dari sawah berlalu sambil membunyikan klakson.Â